Al-Islam



Perzinaan Merajalela, Bentengi Diri Dan Negeri dengan Syariah


JAUH sebelum ramai diberitakannya video porno artis ‘Ariel-Luna Maya-Cut Tari,’ angka seks bebas di kalangan remaja sudah sangat mengkhawatirkan. 50 persen dari 474 remaja yang dijadikan sample penelitian, ternyata mengaku telah melakukan hubungan seks tanpa nikah. Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata 40 persen di antara pelaku hubungan seks tersebut pertama kali justru dilakukan di rumah sendiri.
Kenyataan ini benar-benar membuat miris semua kalangan yang masih peduli terhadap generasi bangsa ini. Bayangkan saja, mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam. Jadi, prosentase di atas menunjukkan bahwa pelaku seks bebas di kalangan remaja, juga pastilah mayoritas umat Islam. Padahal kita tahu bahwa menurut ajaran Islam, seks bebas atau berzina adalah salah satu dosa besar yang sulit diampuni kecuali dengan taubatan nasuha. Zina inilah salah satu dosa besar, ‘pengundang’ azab Allah ketika dibiarkan merajalela.
Bila dirunut, maraknya video porno dan tayangan-tayangan vulgar dalam berbagai bentuknya adalah pemicu terbesar perilaku seks bebas di kalangan remaja. Bahkan tak jarang, adik-adik usia SD sudah ada yang berusaha coba-coba melakukannya setelah menonton video porno ini. Bayangkan, usia kanak-kanak yang seharusnya dipenuhi dengan dunia canda-tawa, permainan dan keluguan serta kepolosan harus teracuni oleh tayangan-tayangan mesum. Jadilah otak generasi yang sangat muda ini penuh dengan sampah kemaksiatan bernama pornografi dan pornoaksi.
…maraknya video porno dan tayangan-tayangan vulgar dalam berbagai bentuknya adalah pemicu terbesar perilaku seks bebas di kalangan remaja…
Lalu, apa langkah yang seharusnya dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda ini? Hukum positif yang berlaku di Indonesia tak bisa menjerat mereka yang melakukan perzinaan atas dasar suka. Tak ada pasal yang bisa digunakan, itu dalih banyak pakar hukum sekuler negeri ini. Seperti kita tahu bahwa hukum di Indonesia mayoritas adalah warisan penjajah Belanda. Jangan pernah berharap ada penyelesaian hukum yang tepat ketika akal manusia yang dijadikan patokan untuk memutuskan sesuatu.
Tak adanya payung hukum yang bisa melindungi generasi muda, bukan berarti kita pasrah tak berdaya. Banyak cara untuk menangkal agar serangan tontonan mesum ini tidak merusak moral anak negeri. Salah satunya dan yang merupakan pondasi awal adalah menanamkan adanya keimanan dalam diri setiap individu. Keimanan inilah yang akan menjaga diri seseorang untuk malu melakukan dosa. Bila tak ada lagi control negara yang bisa mencegah perilaku amoral semacam ini dengan alasan kebebasan HAM, maka paling tidak kita mulai dari diri sendiri, keluarga, teman dan lingkungan sekitar.
Gerak serentak dan kontinyu berupa penyadaran umat ini tak bisa dilakukan sendirian. Harus ada kelompok dakwah yang juga fokus untuk melakukan penyadaran ini. Bukan sekadar tentang penyadaran bahayanya seks bebas di kalangan remaja saja, tapi lebih ke penyadaran menyeluruh tentang efek negatif ditinggalkannya hukum Islam. Karena sungguh, kerusakan akibat tidak diterapkannya syariah Islam membawa dampak yang tidak kecil bagi bumi dan seisinya. Salah satunya bisa kita lihat pada maraknya tayangan video porno, media massa mesum, dan seks bebas di kalangan generasi muda.
Bila hal ini tidak segera ditangani sesegera mungkin, maka bisa diprediksi bagaimana bentuk negeri ini sepuluh tahun ke depan. Generasi muda yang notabene bakal menjadi penerus pemimpin bangsa, akan menduduki jabatan penting dengan moral bejat dan otak penuh dengan kemesuman. Hukum yang dihasilkan pun, jangan ditanya lagi ketika jajaran pemimpin masa depan diambil alih oleh sosok ngeres seperti itu.
Karenanya, sudah bukan saatnya lagi kita berdiam diri. Saatnya bergerak dan berjuang untuk menyadarkan umat bahwa ada yang salah dengan sistem yang berlaku saat ini. Kasus video porno artis adalah salah satu dari puncak gunung es dari masalah yang ada. Bila tak segera ada perubahan berarti pada diri dan negeri, maka tinggal tunggu saja masalah demi masalah akan muncul menjadi juru tegur. Dan hanya manusia bebal saja yang tak bisa belajar dari setiap teguran yang muncul.
Kita tak ingin teguran Allah hadir dengan ‘nada’ yang keras berupa azab bagi negeri. Kita juga tak ingin menjadi bangsa yang terkenal karena prestasi pornografi dan pornoaksinya, padahal jumlah umat Islamnya mayoritas. Kita bahkan tak ingin menjadi umat yang tak mempunyai harga diri hanya karena bingung menentukan jati diri.
…Syariah Islam bukan hanya berfungsi mengobati ‘penyakit’ parah pada negeri ini tapi juga menjadi pencegah bagi munculnya masalah-masalah di kemudian hari…
Syariah Islam adalah pembatas dari semua hal buruk itu. Syariah Islam bukan hanya berfungsi mengobati ‘penyakit’ parah pada negeri ini tapi juga menjadi pencegah bagi munculnya masalah-masalah di kemudian hari. Syariah Islam tak bisa diterapkan tanpa adanya institusi pelaksanaannya yaitu Khilafah Islamiyah. Jangan bermimpi berharap pada demokrasi untuk mencari solusi. Karena sesungguhnya demokrasi itulah malah penyebab dari munculnya masalah demi masalah yang ada.
So, tinggalkan demokrasi dan ambil Islam saja sebagai aturan hidup kita. Dijamin fenomena video porno yang lagi marak saat ini tak ada tempat karena tiap individu dilingkupi keimanan dan hukum pun tegas ditegakkan. Insya Allah.


Isyarat Syahid Jenazah Korban Penembakan Densus 88 di Cawang


JAKARTA (voa-islam.com) – Akhirnya, dua jenazah tak dikenal yang ditembak Densus 88 di Cawang, Jakarta Timur dimakamkan kemarin Selasa (8/5/2010). Tanpa ada pihak yang tahu siapa keluarga kedua jenazah tersebut. Termasuk polisi yang menembak mati keduanya dengan tuduhan teroris.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan, tim medis dan penyidik Polri memakamkan dua jasad tersangka terorisme yang hingga kini belum diketahui identitasnya.
“Sudah hampir sebulan belum ada pihak keluarga yang datang mengenali sehingga penyidik dan tim medis memakamkan kedua jasad hari ini,” katanya di Jakarta, Selasa (8/5/2010).
Pukul 09.00 WIB wartawan voa-islam tiba di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur, tapi tak nampak tanda-tanda akan ada pemakaman jenazah. Para penjaga makam tak tahu kalau hari itu akan diadakan pemakaman kedua jenazah tak dikenal. Ketika ditanya tentang rencana pemakaman dua jenazah tak dikenal, Pandi, salah seorang pengurus makam menjelaskan bahwa hari itu tak ada agenda pemakaman. “Tidak ada jadwal pemakaman kedua jenazah tersebut hari ini,” jawabnya.
Namun tak seberapa lama telepon di kantor TPU Pondok Ranggon berdering, kemudian ia memanggil dan mengatakan, barusan ada telepon dari kepolisian bahwa pada hari ini akan ada pemakaman. Maka penggalian lahat pun dilakukan di blok AB, bersebelahan dengan makam Syaifudin Zuhri dan Muhammad Syahrir yang  berjarak sekitar 15 Meter dari makam Ibrahim yang ditembak mati Densus di Temanggung, Jawa Tengah.
Lepas shalat zuhur, setelah beberapa jam menunggu tibalah iring-iringan 2 mobil jenazah sekitar pukul 13.00. Iring-iringan jenazah yang dikawal polisi itu berhenti di samping 2 makam yang sudah digali. Prosesi pemakaman pun dilangsungkan. Sekitar 30 orang pelayat yang mengantarkan 2 jenazah tak dikenal tersebut.
Prosesi pemakaman jenazah dilakukan satu persatu sesuai dengan nomor urut yang ditetapkan polisi. Peti jenazah pertama yang diberi nama MR. X-I/CWG/0001 diturunkan dari mobil, selanjutnya jenazah dikeluarkan dan sesuai dengan syariat Islam, jenazah dikuburkan tanpa menggunakan peti. Prosesi yang sama dilakukan terhadap jenazah ke dua yang oleh pihak kepolisian disematkan identitas MR. X-I/CWG/0002.
Saat mengeluarkan kedua jenazah dari dalam peti, para pelayat yang memasukkan ke liang lahat menemukan keajaiban yang diyakini sebagai isyarat kesyahidan. Pada jenazah pertama (MR. X-I/CWG/0001)  nampak jelas, bekas darah yang masih mengalir di bagian belakang kepala hingga menembus kain kafan. Sementara pada jenazah kedua (MR. X-I/CWG/0002) terlihat darah yang masih mengalir di bagian belakang kepala dan punggung.
Ustadz Syamsuddin Uba, salah seorang pelayat yang ikut memasukkan kedua jenazah ke liang lahat, tanpa ragu sedikitpun bersaksi tentang tanda-tanda kesyahidan kedua jenazah.
“Sesungguhnya kami sudah biasa mengurus jenazah bak bayi, anak-anak hingga orang dewasa, mulai dari memandikan, menyalatkan hingga pemakaman. Sehingga kami bisa membedakan jenazah orang biasa dengan jenazah mujahid,” ujarnya.
Ustadz aktivis Gerakan Pemuda Islam (GPI) ini menyatakan kesyahidan kedua jenazah dari isyarat darah yang masih mengalir, padahal keduanya sudah meninggal sebulan yang lalu.
...subhanallah, darah mereka masih mengalir dari kepala mereka. Padahal sudah hampir satu bulan lamanya jenazah tersebut berada dalam peti, ujar Ustadz Syamsuddin...
“Ketika kami memandikan kedua jenazah ini kami menyaksikan, subhanallah, darah mereka masih mengalir dari kepala mereka. Padahal sudah hampir satu bulan lamanya jenazah tersebut berada dalam peti,” jelasnya.
Dengan isyarat kesyahidan itu, Ustadz Syam menegaskan bahwa kedua jenazah tersebut adalah bukan teroris, melainkan mujahid.
“Dalam Islam, yang disebut teroris adalah orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya, dan sedangkan mereka adalah mujahid yang membela Allah dan Rasul-Nya,” terangnya.
Kedua jenazah tak dikenal itu ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror di Cililitan, Jakarta Timur (12/5/2010). Satu jenazah lainnya yang juga ditembak mati adalah Maulana.  Jenazah Maulana telah dimakamkan di Sawangan, Depok, Jawa Barat oleh keluarganya.
Prosesi pemakaman kedua jenazah tersebut tak dihadiri oleh sanak-keluarganya. Karena hingga akhir hayatnya tak ada orang yang mengaku keluarganya, meski foto kedua jenazah telah disebarkan polisi. Densus 88 yang menembaknya dengan tudingan teroris pun tak ada yang tahu siapa kedua sosok yang dibunuhnya itu. Tak ada penjelasan apapun dari Mabes Polri atas pembunuhan kedua sosok tak dikenal itu. Polisi hanya bisa menyebut keduanya teroris.
Kedua jenazah yang dikubur di makam tak beridentitas pun tak bisa membantah tudingan teroris yang dituduhkan polisi. Melalui darah yang masih mengalir meski telah meninggal sebulan lamanya itulah mereka berisyarat. 



TEOLOGI “MONYET” UNTUK KETUHANAN TRINITAS

::
Bagaikan menegakkan benang basah. Pepatah ini layak disandang oleh para teolog yang membela doktrin Trinitas. Sejak awal mulanya, doktrin ini selalu menjadi batu sandungan bagi orang yang memfungsikan akalnya dalam monyet 3beragama. Doktrin kristiani ini menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari tiga oknum (pribadi) yang sezat, sehakikat dan senilai yaitu: Allah Bapak, Allah Anak (Yesus Kristus) dan Allah Roh Kudus. Pengertian ini antara lain dirumuskan oleh Dr R Soedarmo dalam Kamus Istilah Theologia: “Allah menyatakan diri-Nya sebagai Tri-Tunggal, yaitu Allah Bapak, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Pengertiannya: Tiga sama dengan Satu; dan Satu sama dengan Tiga; Sezat dan senilai”.
Soedarmo mempertegas rumusanya dalam buku Intisari Iman Kristen: “Allah yang satu dan esa itu memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah di atas kita (Allah Bapak), sebagai Allah di tengah-tengah kita (yakni Yesus Kristus) dan sebagai Allah di dalam kita (yakni Roh Kudus). Ketiganya tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, namun dibeda-bedakan juga. Itulah yang dimaksud dengan istilah Tritunggal” (hal. 89).
Lucunya, setelah mengulas doktrin Trinitas secara panjang-lebar, Soedarmo berterus terang dalam bukunya Ikhtisar Dogmatika: “Kita tentu insaf bahwa Trinitas memang tidak dapat dimengerti” (hal 114).
Sementara dari pihak Katolik, Adolf Heuken Sj dalam Ensiklopedi Gereja menyebut Trinitas yang diimaninya sebagai misteri terbesar di dunia: “Pengakuan Allah Tritunggal merupakan kekhasan iman Kristiani. Pengakuan inilah dasar dan puncak misteri. Misteri Allah Tritunggal tidak dapat disimpulkan dari apapun dalam dunia. Misteri Tritunggal adalah misteri iman yang mutlak” (hal. 21).
Sebagai sebuah misteri iman, maka wajar jika Alban Douglas berkomentar pedas tentang Trinitas: “Barangsiapa mencoba untuk mengerti Tritunggal secara tuntas dengan daya akal manusiawi, akan menjadi tidak waras. Tetapi barangsiapa menyangkal Tritunggal, akan kehilangan jiwanya” (Inti Ajaran Alkitab, hal. 19-20).
Faktor utama kerapuhan doktrin Trinitas adalah tidak adanya dukungan ayat Bibel. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tak satu ayat pun yang mengandung doktrin Trinitas. Dengan sepenuh kejujuran, Dr GC Van Niftrik memberikan pengakuan: “Di dalam Alkitab tidak ditemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata “Tritunggal” ataupun suatu ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut” (Dogmatika Masa Kini, hal. 418).
Dalam sejarahnya, Trinitas juga bukan warisan Yesus. Mulanya, doktrin bahwa Yesus sama dengan Allah dirumuskan dalam sidang (konsili) di Nicea tahun 325 M yang didukung penuh oleh kaisar Constantin Agung. Pasca konsili Nicea, perdebatan mengenai Yesus berlangsung terus-menerus sampai puluhan tahun. Sebagian orang fanatik buta kepada kaisar bahwa Yesus adalah Tuhan, sebagian lagi setia kepada ajaran tauhid bahwa Yesus adalah utusan Tuhan. Maka pada tahun 381 M kaisar Theodosius mengadakan konsili Konstan ti nopel untuk merevisi konsili Nicea 325 M. Konsili ini melahirkan formula Trbudi asali_unmuh1initas dengan menambahkan oknum Roh Kudus sebagai Tuhan di samping Tuhan Allah dan Tuhan Yesus.
Pasca konsili ini, pertentangan teologi justru semakin besar dan luas. Sebagian menerima mentah-mentah doktrin trinitas, tapi sebagian lagi menolaknya dan beroposisi dengan penguasa yang pro-trinitas. Akibatnya, para penentang trinitas ditindas, dikejar-kejar dan dianiaya bahkan ditumpas. Para tokoh yang jadi martir penolak trinitas antara lain: Iranaeus, Tertulianus, Origen, Diodorus, Lucian, Arius dan lain-lain.

Ayat Palsu Didukung Argumentasi Monyet

Belum lama ini, bertepatan dengan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI (17/8/2009) diadakan Dialog Islam–Kristen di Aula Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan tema “Yesus Tuhan atau Manusia Biasa?” Dari pihak Islam tampil dua narasumber: Ustadz Masyhud SM dan Insan LS Mokoginta (mantan Katolik), sementara dari pihak Kristen diwakili oleh dua narasumber yaitu: Pendeta Budi Asali, M.Div (Gereja Kristen Rahmani Indonesia) dan Pendeta Esra Alfred Soru, S.Th. (Dosen STII Kupang).
monyet 2Dalam dialog yang dihadiri oleh 300-an peserta dari kalangan Islam dan Kristen tersebut, Budi Asali dan Esra mendapat kesempatan pertama untuk memaparkan pandangannya tentang keilahian Yesus berdasarkan ayat-ayat Bibel yang diyakininya. Usai pemaparan oleh pihak Kristen, moderator mempersilakan pihak Islam untuk menanggapi.
Masyhud menanggapi dengan singkat, “Menurut saya, Alkitab tidak mampu bicara tentang konsep ketuhanan Yesus. Jangankan bicara ketuhanan Yesus, catatan silsilah Yesus dalam Alkitab saja kacau-balau.” Lalu Masyhud menampilkan contoh kontradiksi silsilah Yesus sbb:
Dalam Injil Matius 1:16 disebutkan bahwa kakek Yesus bernama Yakub: Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.”Sedangkan menurut Injil Lukas 3:23, kakek Yesus bernama Yusuf: “Ketika Yesus memulai pekerjaannya, ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, ia adalah anak Yusuf, anak Eli. Silsilah Yesus dalam ayat ini jelas bertentangan dan tidak bisa dikompromikan.
Pendeta Budi Asali menyanggah tudingan ini dengan menyatakan bahwa kedua ayat ini tidak kontradiktif, karena maksud kalimat “Yusuf anak Eli” dalam Lukas 3:23 adalah “Yusuf anak menantu Eli.”
Sepintas, apologi Budi ini memang cespleng untuk menghilangkan kontradiksi Alkitab. Tapi Masyhud tidak mau kalah, “Menurut anda Yusuf adalah anak menantu Eli, padahal Maria adalah istri Yusuf. Lalu mana bukti ayat yang menyatakan bahwa Maria adalah anak Eli?” tukasnya.
Sayangnya, pembicaraan seputar silsilah Yesus tidak berlanjut, karena Budi Asali tidak bisa menunjukkan bukti ayat bahwa Maria adalah anak kandung Eli. Ia hanya berpijak bahwa kata “anak” boleh diartikan “anak menantu.” Jika argumen ini diikuti, apakah semua kata “ayah” dalam Alkitab boleh diartikan “ayah mertua” sebagai konsekuensinya?
Sementara itu, Insan Mokoginta menanggapi paparan kedua pendeta tentang keilahian Yesus, dengan menampilkan banyaknya ayat Alkitab yang membuktikan kemanusiaan dan kenabian Yesus, padahal tak satu ayat pun dalam Alkitab yang menyebutkan Yesus mengaku dirinya sebagai Tuhan yang harus diibadahi dan disembah.
Lalu Mokoginta menambahkan data bahwa satu-satunya ayat Trinitas dalam Bibel adalah ayat palsu. Ayat yang dimaksud adalah: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (I Yohanes 5:7-8).
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru dengan Pengantar dan Catatan terbitan Lembaga Biblika Indonesia tahun 1976/1977, ayat ini divonis palsu dengan penjelasan berikut: “Ayat 7-8: [di dalam sorga..... di bumi]. Bagian ayat ini tidak terdapat dalam naskah-naskah Yunani yang paling tua dan tidak pula dalam terjemahan-terjemahan kuno, bahkan tidak dalam naskah-naskah paling baik dari Vulgata. Bagian ini kiranya aslinya sebuah catatan di pinggir halaman salah satu naskah terjemahan Latin yang kemudian disisipkan ke dalam naskah-naskah oleh penyalin dan akhirnya bahkan disisipkan ke dalam beberapa naskah Yunani. Karenanya bagian ini pasti tidak asli” (hal. 563).
Terhadap argumen ini, kedua pendeta tidak menampik bahkan mengakui adanya kepalsuan ayat dalam Bibel, termasuk kepalsuan ayat Trinitas tersebut. Tapi pengakuan kepalsuan ayat ini tidak serta-merta meruntuhkan keyakinan mereka kepada doktrin Trinitas. Dengan nada tinggi, Budi Asali berkilah, “Apa peduli saya dengan kepalsuan ayat tersebut? Saya meyakini Trinitas maupun ketuhanan Yesus berdasarkan ayat-ayat yang lain!”
Pendeta Esra pun tidak mau berkomentar terhadap bukti-bukti kepalsuan ayat Trinitas, dengan alasan tidak sesuai dengan tema dialog yang disepakati. Menurutnya, tema dialog pagi itu bukan soal otentisitas Bibel, melainkan “Yesus Tuhan atau Manusia Biasa?” Dalam penjelasannya, Esra menerima semua data yang disampaikan Mokoginta, bahwa Yesus memang nabi dan manusia. “Dari sisi kemanusiaan, Yesus memang manusia dan nabi. Tapi dari sisi keilahian, Yesus adalah Anak Allah,” kilahnya. Mokoginta balik bertanya, “Menurut anda, Yesus itu Allah ataukah anak Allah? Kalau Yesus itu anak Allah, berarti Yesus tidak sama dengan Allah (Sang Bapa)”
esra alfred soruPendeta Esra menangkis dendan argumen bahwa Yesus adalah Allah sekaligus anak Allah. “Yesus itu Anak Allah sekaligus Allah juga. Anak Allah pasti Allah juga. Seperti kalau kita bilang anak monyet itu pasti monyet juga? Siapa bilang anak monyet itu bukan monyet? Anak monyet di manapun disebut monyet juga, tanpa mengurangi kadar kemonyetan bapaknya.” katanya berapologi dengan berapi-api.
Sebagian peserta dari pihak Islam tertawa terpingkal-pingkal mendengar argumen “teologi monyet” ini. Dari bangku peserta, Fendik yang datang jauh-jauh dari Gresik berseloroh, “Tuhan kok, disamakan dengan monyet! Tuhan cap opo iki rek?!”

KEJAHATAN DAN KELICIKAN GERAKAN KRISTENISASI BERWAJAH ISLAM

::
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (Qs. al-Baqarah 120).
Tak ada lagi ruang kosong yang tidak dimanfaatkan oleh kaum kuffar untuk melumatkan akidah umat Islam. Segala cara ditempuh untuk menyukseskan program pemurtadan. Bahkan segala cara dihalalkan asal tujuan “Misi Amanat Agung” menjadikan umat Islam sebagai domba-domba Yesus berhasil dengan sukses.
Untuk itu, kalangan missionaris Kristen semakin gencar melancarkan Gerakan Pemurtadan terhadap umat Islam dengan menggunakan ‘Strategi Kontekstualisasi’, yaitu melalui pendekatan Al-Qur’an dan Hadits. Ayat-ayat suci umat Islam itu dipotong-potong, dirakit dan ditafsirkan sedemikian rupa sesuai dengan kemauan missi untuk melunturkan akidah umat. Sasaran bidiknya jelas, kaum awam yang wawasan Islamnya masih minim dan akidahnya tipis.
Tujuan akhirnya, agar kaum muslimin yang menjadi target misi itu pindah agama (murtad) beralih menjadi Kristen. Gerakan pemurtadan berwajah Islam ini sangat berbahaya terhadap kerukunan hidup antarumat beragama dan ketertiban kehidupan masyarakat secara luas di nusantara. Terlebih lagi, karena peredaran  tulisan berupa brosur, majalah dan buku-buku yang berkedok Islam yang memutarbalikan ajaran Islam tidak ada tindak penanganan dari aparat yang berwenang.
Sampai saat ini, puluhan penginjil dan pendeta yang aktif di alam “Pemurtadan Berkedok Islam” itu bebas berkeliaran melakukan prakteknya, tak terjamah oleh tangan aparat penegak hukum. Padahal gerakan tersebut jelas-jelas melanggar SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/1979.
Berikut ini adalah deretan daftar aktivis Gerakan Pemurtadan berkedok Islam yang berbahaya:

1. Pendeta Josias L. Lengkong: Al-Qur’an sebagai alat misi Kristen

Pada tanggal 15 Agustus dan 19 September 1997 Yayasan Misi Pekabaran Injil (YMPI) Alkitabiah yang dipimpin oleh Pendeta Yusuf Roni mengadakan seminar di hotel Mandarin Jakarta dengan tema “Studi Paralelisasi Kristen dan Islam”. Tujuannya, untuk memberikan wawasan baru kepada umat Kristiani, supaya bisa menjalin dialog agama dengan umat Islam dalam rangka misi pekabaran Injil (penginjilan). Acara tersebut sangat menarik, sehingga disambut dengan antusias oleh jemaat Kristiani. Peserta yang seyogyanya dibatasi hanya untuk 200 orang peserta, ternyata jauh melebihi kapasitas yang direncanakan. Acara dimoderatori oleh Pendeta K.A.M. Yusuf Roni dengan menghadirkan dua orang pembicara, yaitu Bambang Noorsena, SH., dari Gereja Ortodoks Syiria dan Pendeta Josias L. Lengkong, Phd., rektor Institut Teologi Kalimatullah Jakarta.
Dalam makalahnya yang berjudul “Otentisitas Alkitab (Bibel) Berdasarkan Kesaksian Al-Qur’an”, Pendeta Josias L. Lengkong menyebutkan bahwa Al-Qur’an perlu dipelajari oleh umat Kristen, bukan untuk diyakini dan diimani, tetapi semata-mata sebagai senjata andalan dalam gerakan pekabaran Injil (baca: Gerakan Kristenisasi).
Makalah tersebut sepenuhnya berisi kutipan dan penyalahtafsiran puluhan ayat Al-Qur’an yang dianggap bisa dipakai sebagai alat untuk mendangkalkan akidah umat. Selanjutnya menyeret ke dalam iman Kristiani. Pengertian ayat-ayat Al-Qur’an yang dikutipnya, dibelokkan kepada satu kesimpulan mentah dan sepihak bahwa berdasarkan kesaksian Al-Qur’an, maka Alkitab (Bibel) milik umat Kristen saat ini adalah kitab suci otentik, asli dan bebas dari kerusakan. Maka Alkitab harus diimani dan dijadikan sebagai landasan hukum dalam segala hal oleh kaum muslimin.
Pada pendahuluan makalahnya, Pendeta Josias Lengkong menulis:
“Makalah ini disusun untuk menunjukkan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyaksikan bahwa Alkitab Firman Allah yang diilhamkan Tuhan kepada hamba-hambaNya, agar supaya manusia dapat diajarkan tentang kehendak dan petunjuk-petunjuk ilahi. Kupasan akan mencakup persamaan antara kesaksian Al-Qur’an dan Alkitab; Konfirmasi Al-Qur’an terhadap Alkitab; perintah untuk menghakimi berdasarkan Alkitab; kewajiban untuk beriman kepada Alkitab; perintah untuk mengupas Al-Qur’an terhadap Alkitab; perlindungan Allah atas Alkitab; Alkitab  bebas dari kerusakan; dan reputasi yang baik para pengarang Injil.
Tujuan utama menyelidiki referensi-referensi Al-Qur’an yang menyaksikan tentang Alkitab ialah: agar kita dapat mengenal serta mengerti dan memanfaatkan potensi ayat-ayat Al-Qur’an yang berguna bagi kepentingan membagikan berkat Injil kepada kaum Muslim yang kita cintai. Hal menyelidiki Al-Qur’an bukanlah untuk kepentingan pertumbuhan iman kita, tetapi semata-mata hanya untuk menolong kaum Muslim”.
Terakhir, dalam bagian penutup makalahnya, Pendeta Josias Lengkong menarik satu kesimpulan: “Kesaksian Al-Qur’an sangat berguna untuk dijadikan jembatan atau sarana misi pekabaran Injil Alkitabiah”.
Karena Al-Qur’an sangat berguna untuk dijadikan sebagai sarana misi pekabaran Injil (dan agama Kristen), maka di Institut Teologi Kalimatullah (ITK) Jakarta yang dipimpinnya, Pendeta Josias Lengkong berani menggulirkan gerakan pemurtadan terhadap umat Islam secara terang-terangan dan sistematis. Di sana, aktivitas pemurtadan dijadikan sebagai satu profesi yang disiapkan secara matang melalui program studi S1, S2 maupun Diploma 1.
Studi Islamologi dikaji secara serius dan intensif untuk menghantam akidah umat Islam melalui jalur Dialog Pemurtadan Agama kepada umat Islam. Karena dalam sejarah dan visi ITK jelas tertera: “Visi dari institusi ini adalah membagikan kasih Kristus kepada kaum Muslim serta dialog antarpemeluk Islam dan Kristen”.
Di bawah naungan Yayasan Misi Global Kalimatullah, ITK mengambil para dosen dari kalangan murtadin (antara lain: Pendeta Yusuf Roni) dan beberapa pendeta tersohor lain di Jakarta.
Dalam acara ritual kebaktian yang diadakan tiap bulan, tampak dalam foto para dosen dan mahasiswanya mengenakan pakaian seperti selayaknya umat Islam ketika shalat. Para wanitanya memakai jilbab dan yang pria memakai peci.

2. Pendeta K.A.M. Yusuf “Fujita” Roni: mempersiapkan pelopor gereja yang siap menghadapi dunia Islam


Pendeta Yusuf  ‘Fujita’ Roni adalah murtadin  yang memiliki segudang jabatan di berbagai aktifitas penginjilan, antara lain: direktur Yayasan Diaspora Ministry, rektor dan pemimpin Sekolah Tinggi Teologi Apostolos Jakarta, dosen di berbagai Sekolah Tinggi Teologi, pemimpin umum dan penanggung jawab Majalah PENSYIL (Pendidikan Syiar Injil), yang isinya tentang perbandingan agama Islam dan Kristen, dan lain-lain.
Di  STT Apostolos yang dipimpinnya, Pendeta Yusuf  ‘Fujita’ Roni  mengembangkan ‘Theologia Religionum’, yaitu teologi untuk konteks agama-agama dengan titik berat pada dialog paralelisasi Islam dan Kristen. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan para pemimpin dan pelopor Gereja masa depan yang mampu berdialog teologis dengan dunia Islam. Dalam rangka mencetak para pemimpin Kristen dan Teolog independen yang mampu berkomunikasi dengan “dunia Islam” itu, maka kurikulum Apostolos dirancang sedemikian rupa dengan mata kuliah keahlian khusus (MKK) yaitu Studi Islamika 36 SKS. Mata kuliah yang diajarkan antara lain: Bahasa Arab, Pengantar Studi Al Qur’an, Pengantar Studi Hadits, Pengantar Studi Islam, Hukum Islam, Filsafat Islam, Dialog Paralelisme Al Qur’an dan Alkitab, dan masih banyak lagi.
Naifnya, program Islamika Kristiani itu ditangani langsung oleh beberapa oknum dosen IAIN Jakarta dengan pengawasan ketat dari Pendeta Jusuf Roni selaku rektor. Maka keterlibatan 9 dosen IAIN antara lain: Drs. Edi Kusnadiningrat, MA, Muhammad Faruki, M.Ag., Nurul Fajri, MA, MR, Nuryamin Aini, MA., Dr. Kautsar Noer, Ujang Tholib, MA., Kusmana, MA., Dr. Amsal Bachtiar dan Dr. Mulyadhi Kartanegara itu patut disesalkan. Apapun dalihnya, yang jelas mereka terjerumus dalam visi dan misi Apostolos, “mempersiapkan para pemimpin dan pelopor Gereja masa depan yang mampu berdialog teologis dengan dunia Islam”.
Dalam catatan buruk sejarah kehidupan beragama di Indonesia, tercatat bahwa pada tanggal 19 Juli 1979 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis hukuman 6 tahun penjara kepada Yusuf Roni karena terbukti melakukan tindak pidana subversi. Secara kronologis, kejahatan Yusuf Roni diabadikan oleh Ustadz Bey Arifin (alm.) dalam buku “Dialog Islam dan Kristen” sebagai berikut:
Pada tahun 1973 Yusuf Roni ceramah kesaksian di berbagai gereja di berbagai kota besar dari Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, Sulawesi  sampai Sumatera, dan lain-lain. Kaset rekaman ceramah itu kemudian diedarkan secara luas sampai ke kalangan Islam.
Dalam ceramahnya Yusuf Roni mengeluarkan kesaksian yang memuat lebih dari 23 kesalahan, antara lain:
1.    Mengaku asli Palembang dengan nama lengkap Kemas Abubakar Masyhur Jusuf Roni, asli kelahiran Palembang 6 Desember 1946. Kakeknya  bernama Kemas A. Roni, tokoh Islam terkenal di Palembang. Silsilah lengkapnya, Kemas Abubakar Masyhur Jusuf Roni bin Kemas M. Toha Roni bin Kemas A. Roni bin Kemas Nanang Abdul Halim bin Kemas Haji Abdul Rachman bin Kemas Haji Abbas bin Kemas Abang bin Kemas Amijoko bin Demang Singojudo Wirokencono bin Daeng Ario Wongso bin Tumenggung Nogowongso bin Pangeran Fatahillah dan seterusnya.
2.    Sebelum pindah agama dari Islam ke Kristen (murtad), Yusuf Roni mengaku sebagai aktivis pergerakan Islam dengan banyak jabatan, antara lain: Ketua Umum Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI) Kabupaten Bandung; Ketua I SEPMI wilayah Jawa Barat,  Ketua Lembaga Dakwah SEPMI Pusat; Ketua Seksi Pendidikan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) Bandung; Anggota Gerakan Ulama Syarikat Islam Indonesia (GUSII) Wilayah Jawa Barat; Ketua Seksi Dakwah dan Pers Pemuda Muslimin Indonesia Wilayah Jawa Barat; Anggota Dewan Pimpinan Harian Daerah (DPHD) Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI) konsulat Jawa Barat; Pernah jadi juri M.T.Q. tingkat Nasional; Pernah dididik di pesantren sampai aliyah, IKIP dan Universitas Islam Nusantara; bahkan pernah menjadi Wakil Sekretaris Jendral Organisasi Islam Sedunia.
Kesaksian Yusuf  Roni  itu berbuntut panjang, yang berakhir dengan memalukan. Karena semua kesaksiannya dusta dengan beberapa bukti:
  1. Surat Kepala Kantor Direktorat Jendral Bina Tuna Warga Bandung  menyatakan bahwa Yusuf Roni sudah dua kali meringkuk dalam penjara Banceuy, Bandung dalam kasus tindak pidana. Surat No. P.R.II.L.L./D.P./2383/79 tertanggal 22 Mei 1979. Jadi, Jusuf Roni adalah seorang recidivist.
  2. Surat Keterangan dari Pusat Administrasi Akademi IKIP Bandung  yang menyatakan bahwa Yusuf Roni tidak pernah  tercatat sebagai mahasiswa IKIP Bandung. Surat No. 259 P.T.25 R.II 4/0/1979 tertanggal 22 Mei 1979.
  3. Surat Rektor Universitas Islam Nusantara Bandung yang menyatakan bahwa Terdakwa Yusuf Roni belum pernah  tercatat sebagai mahasiswa UIN Bandung. Surat No. 78/R-UIN/D/V91979 tertanggal 2 September 1979.
  4. Berdasarkan saksi-saksi dari Palembang, Yusuf Roni bukan asli Palembang, melainkan berdarah campuran asing. Nama aslinya adalah Yusuf.  Ia lahir hasil dari persetubuan Ibunya  yang asli Palembang dengan  Mr. Fujita, tentara Jepang yang menduduki  lapangan terbang Palembang.  Karena Fujita tidak mengakui dia sebagai anaknya, maka Yusuf  memakai ‘Roni’ di belakang namanya dari bapak  angkatnya,  Ki Agus H. Abdul Roni (wafat tahun 1984)  yang  dikenal dengan panggilan H. Totong.
  5. Mustahil menjadi juri MTQ, ketua lembaga dakwah, wakil sekjen Organisasi Islam Sedunia, karena Jusuf Roni ternyata tidak bisa baca Al-Qur’an, tidak tahu tata cara dan doa-doa shalat, bahkan tidak hafal surat al-Fatihah.
Akhirnya, pada tanggal 19 Juli 1979 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan hukuman 6 tahun penjara karena terbukti melakukan tindak pidana subversi sebagaimana yang di atur dalam pasal 1 (1) ke 1 sub c. Undang-undang No. 11/PNPS/1963.

3. Pendeta R.Muhammad Nurdin: pura-pura Islam untuk memurtadkan umat Islam

Menurut kabar yang beredar di kalangan jemaat Kristiani, Pendeta Muhammad Nurdin adalah mantan kiai putra Betawi keturunan Demak. Maka tak heran bila sang murtadin Putra Kerajaan Demak yang kesekian ini dipercaya sebagai ‘Pendeta Pakar Islamologi’ yang disanjung dan dipuja bak pahlawan pembela iman di kalangan jemaat.
Dengan julukan yang disandangnya itu, sang murtadin Demak menduduki jabatan strategis di Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Rawamangun, Jakarta Timur sebagai wakil Gembala Gereja. Aktivitas lainnya, sebagai dosen islamologi di Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Jakarta.
Sejak tahun 1980, pendeta murtadin ini aktif menulis buku-buku yang judul dan perwajahannya bercirikan Islam, lengkap dengan kaligrafi khat Arab di sampul depan dan kutipan ayat-ayat Al-Qur’an yang dicomot serampangan semau guenya sendiri. Sampai saat ini, puluhan buku tersebut sudah mencapai ratusan ribu yang sudah cetak laku. Targetnya, buku tulisannya dicetak minimal 200 juta eksemplar (sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia), agar setiap penduduk Indonesia memiliki buku tulisan Pendeta Nurdin.
Meskipun pada semua bukunya berlabel “Untuk Kalangan Sendiri”, tapi ini sekedar basa-basi saja. Karena Tim FAKTA sempat menemukan buku tersebut dijual bebas di kaki lima kawasan Senen, Jakarta Pusat. Menurut pengakuannnya sendiri ketika wawancara dengan sebuah tabloid Kristen ibu kota, label itu hanya sekedar basa-basi saja.
“Jadi, buku tersebut bukan untuk kalangan sendiri. Tapi, saya tulis ‘Untuk Kalangan Sendiri’ untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (tabloid Jemaat Indonesia, 10 Juni 2001).
Maka Pendeta Muhammad Nurdin menghimbau agar umat Kristen turut membantu pengedaran buku-buku yang ditulisnya kepada kaum muslimin. Metode Pewartaan Kristen melalui buku-buku pemurtadan berwajah Islam itu dilakukannya mengikuti jejak Paulus. Menghadapi orang Yahudi, harus seperti Yahudi. Menghadapi kaum muslimin, harus seperti orang Islam. Maka untuk menjala akidah umat Islam harus memakai Al-Qur’an, supaya orang Islam tidak marah. Sesuai dengan kata Paulus dalam Alkitab (Bibel):
“Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat” (I Korintus 9: 20).
Sesuai dengan ayat tersebut, maka dia menerbitkan buku-buku berkulit Islam, antara lain: Keselamatan di dalam Islam, Ayat-ayat Penting di dalam Islam, As-Shodiqul Masduq (Kebenaran Yang Benar), As-Sirrullahil-Akbar (Rahasia Allah Yang Paling Besar), Selamat Natal Menurut Al-Qur’an, Telah Kutemukan Rahasia Allah Yang Paling Besar, Ya Allah Ya Ruhul Qudus, Aku Selamat Dunia dan Akhirat, Wahyu Tentang Neraka, Wahyu Keselamatan Allah, dan lain-lain.
Di samping itu, Pendeta Muhammad Nurdin juga menerbitkan hiasan kaligrafi dan kalender tulisan Arab yang berisikan ayat-ayat Injil tentang ketuhanan Yesus. Targetnya, bila kaum muslimin awam tidak mengerti bahasa Arab akan memajang hiasan ayat-ayat Bibel tentang ketuhanan Yesus di rumah-rumah karena terkecoh.
Penasaran dengan model penyiaran agama oleh Pendeta Nurdin, suatu kali dia diundang Tim FAKTA untuk berdiskusi seputar pelayanan Kristianinya. Datanglah Nurdin ke kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Ghurabaa Rawamangun. Di sana, berhadapan langsung dengan ustadz Abujamin Roham, ustadz Ramly Nawai dan beberapa pengurus FAKTA lainnya. Acara dialog berlangsung dari pukul 09.30 sampai 12.10.
Ditanyakan kepadanya, “Dalam buku “Keselamatan Di Dalam Islam” halaman 24, Anda menulis bahwa sewaktu menikah dengan Siti Khadijah, Nabi Muhammad  memberikan mahar berupa sebuah Alkitab (Bibel). Kemudian dalam acara pemberkatan nikah, beliau diberkati oleh seorang pendeta Kristen. Darimana Bapak menemukan dalil ayat dan buku sejarah seperti itu?”
“Dari Al-Qur’an”, jawab Nurdin mantap. Spontan, ustadz Abujamin menyodorkan Al-Qur’an dalam tulisan Arab kepada Nurdin seraya berkata tak kalah lantang, “Ini Al-Qur’an, tunjukkan mana ayatnya, dan tolong bacakan!”. Kontan Nurdin menjawab, “Oh, bukan yang ini Al-Qur’annya, tapi Al-Qur’an yang lain”. Ketika diminta membaca sepotong ayat, Pendeta Nurdin tidak mau membacanya. Ternyata Pendeta yang mengaku ahli Islamologi putra kerajaan Demak itu tidak bisa membaca huruf Hijaiyah.
Rupaya, Al-Qur’an yang dimaksud adalah Muqaddimah Terjemah Al-Qur’an terbitan Departemen Agama. Maka Al-Qur’an Depag pun diberikan kepadanya. Si Nurdin pun sibuk membolak-balik kitab yang dimaksud. Sampai keringatan, tak ketemu juga kalimat bahwa Rasulullah memberikan mahar sebuah Alkitab (Bibel) kepada Siti Khadijah.
Terbukti, bahwa pendapat itu adalah akal-akalannya Pendeta Nurdin atas dasar teori kemungkinan belaka. Tanpa landasan ilmiah. Jadi, tuduhan Pendeta R.M. Nurdin adalah kebohongan. Dia telah membohongi jemaat Kristen bahwa dirinya adalah pakar Islamologi. Padahal ilmunya tak lebih tinggi dari anak TPA.
::

4. Pdt. Akmal Sani: Ujung tombak pemurtadan orang Minang

Secara historis, Minangkabau tidak bisa dipisahkan dari postulat adat yang sudah ada sejak dahulu kala: “Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah” (Tradisi bersendikan Syariat, Syariat bersendikan Kitabullah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul).
Tetapi, kini Ranah Minang itu dirambah Gerakan Kristenisasi. Dengan dipelopori oleh murtadnya Akmal Sani, putera daerah asli asal Pangkalan Koto Baru, Payakumbuh,  yang kini menjadi pendeta di ibu kota. Untuk memuluskan program pemurtadan di Ranah Minang, dibentuklah Persekutuan Kristen Sumatera Barat (PKSB) yang disuport dengan Kitab Injil Bahaso Minang yang pertama kali diterbitkan tahun 1996.
Sebagai pendeta, aktifitas Akmal Sani cukup padat dalam acara kesaksian dan sebagai pengajar (dosen) Islamologi diberbagai gereja dan kampus (School of Ministry di Bethany, dll.).
Peranan murtadin Pendeta Akmal Sani sangat besar dalam merombak Ranah Minang “Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah” menjadi kawasan “Adat dan Syarak basandi Yesus dan Injil”. Dia adalah alat propaganda sekaligus profil teladan di kalangan murtadin urang awak. Terbukti, kaset ceramah kesaksian Pendeta Akmal Sani yang menyelewengkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an beredar luas hampir ke seluruh nusantara. Dalam ceramahnya, Pendeta Akmal Sani mengaku bahwa sebelum jadi pendeta, dulunya dia adalah orang Islam yang memahami ajaran Islam secara mendalam, bukan Islam KTP. Lalu dia kisahkan bahwa dia meyakini ketuhanan Isa Almasih (Yesus) setelah mengkaji Al Qur’an dengan teliti.
Padahal, bila dicermati ceramah pendeta murtadin itu pun jelas menunjukkan keawaman dan kedangkalan ilmunya. Misalnya, dalam membaca ayat-ayat Al Qur’an yang dibawakannya, selalu saja terdapat kesalahan yang fatal, baik tajwidnya, syakalnya maupun hafalannya, banyak kalimat yang terlewatkan. Dari bacaan yang belepotan seperti itu, tidak layak untuk disebut pakar dalam agama Islam. Bahkan, bisa jadi tidak lulus metode Iqro kalau belajar di TPA.

5. Ev. dr. Suradi ben Abraham: Kristenisasi berkedok Islam ke jantung umat Islam.

Boleh dikata, direktur Yayasan Christian Centre Nehemia Jakarta ini adalah “provokator iman” biang konflik Kristen dan Islam. Segala aktivitasnya selalu membuahkan getar-getar yang meretakkan kedamaian dalam kehidupan antaragama. Sudah tak terbilang lagi berapa juta copy majalah Gema Nehemia, kaset, buku, kaset dan brosur-brosur pemurtadan berkedok Islam yang disebarkan ke kalangan umat Islam, di seluruh nusantara melalui STT-STT yang tergabung dalam jaringannya.
Dalam buku “Penginjilan Pribadi” dan dalam kaset-kaset ceramahnya, Suradi menghina Islam dengan tuduhan bahwa Tuhannya umat Islam adalah batu hitam yang menempel di dinding Ka’bah di Mekkah; wahyu Al-Qur’an yang diterima Nabi Muhamad adalah suara setan; Al-Qur’an itu bukanlah ayat suci karena ayat-ayatnya bertentangan; Muhammad belum selamat; dan masih banyak lagi.
Karena Suradi masih bebas berkeliaran menanamkan bibit-bibit permusuhan bernuansa SARA tanpa tersentuh oleh tangan aparat penegak hukum, maka umat mengambil tindakan preventif guna mencegah meluasnya konflik antaragama Kristen dan Islam akibat ulah seorang Suradi.
Dengan dukungan umat, pada tanggal 25 Februari  2001 Forum Ulama Ummat Islam (FUUI) mengeluarkan Fatwa untuk menghentikan gerakan Suradi dan orang-orang yang semisal. Isinya fatwa ada dua poin. Pertama, berdasarkan syariat Islam, mereka yang menghina Islam seperti Suradi dan Poernama Winangun wajib dihukum mati. Kedua, sebagai tindak lanjutnya, FUU meminta pemerintah mengambil tindakan hukum guna menghindarkan umat Islam menempuh cara sendiri.
Fatwa itu bisa dimaklumi dan agaknya sangat ringan jika dibandingkan dengan penghujatan yang dilakukan terhadap Islam. Beberapa brosur Kristenisasi berkedok Islam yang disebarkan secara cuma-cuma ke kalangan Islam antara lain:
  1. Brosur Dakwah Ukhuwah, 3 judul antara lain: “Rahasia Jalan Ke Sorga”, “Membina Kerukunan Umat Beragama”, dan “The Secret Path To Heaven”.
  2. Brosur Shirathal Mustaqim, 4 judul antara lain: “Keselamatan”, “Siapakah Yang Bernama Allah”, “Stop”, dan “Injil Barnabas”.
  3. Brosur Al-Barokah dengan 2 judul, antara lain: “Dajjal & Kiamat” dan “Allahu Akbar Maulid Isa Almasih”.
::

6. Drs. H. Amos Poernama Winangun:

Tak kalah jahat dengan Suradi, sahabat dekatnya, penginjil murtadin Aktifis Christian Centre Nehemia Jakarta ini aktif ceramah kesaksian dan khotbah di gereja-gereja dengan materi pelecehan terhadap ajaran Islam.
Di samping itu, dia juga menulis 5 judul buku yang menghujat ajaran Islam, antara lain: “Upacara Ibadah Haji”, “Ayat-ayat Al-Qur’an Yang Menyelamatkan”, “Isa Alaihis Salam Dalam Pandangan Islam”, “Siapakah Yang Bernama Allah” dan “Riwayat Singkat Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad saw.”.
Semua bukunya bercirikan sama, yaitu berkulit Islam dan penuh dengan kutipan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang dipotong-potong dan diacak-acak penafsirannya untuk melunturkan akidah umat Islam.
Beberapa penghinaan dalam buku tulisan Poernama Winangun antara lain: Allahnya umat Islam adalah sebuah batu, Nabi Muhammad pernah memperkosa seorang gadis; umat Islam memberhalakan Ka’bah, Muhammad nabi khusus untuk bangsa Arab, umat Islam mencuri dan korupsi untuk ibadah haji, dan lain sebagainya.
::

7. Pdt. M. Matheus,

Karena mengaku sebagai mantan kiyai lulusan pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, maka namanya melejit di jajaran tokoh gereja yang aktif di dunia pemurtadan berkedok Islam. Jabatan terakhir pendeta murtadin ini adalah dosen Pusat Latihan Penginjilan Yayasan Christian Centre Nehemia Jakarta.
Buku yang ditulisnya adalah ‘Kebenaran Firman Allah’. Buku pengangan penginjil ini berisikan tentang trik-trik dialog agama dengan memakai alat Al-Qur’an dan Hadits untuk menggoyang akidah umat Islam untuk ditarik kepada agama Kristen.

8. Evangelis Jansen Litik: Lunturkan keyakinan umat bahwa Al-Qur’an adalah wahyu Allah

Dosen Pusat Latihan Penginjilan Yayasan Christian Centre Nehemia Jakarta ini sangat produktif menyerang akidah umat. Dalam hal menulis  buku-buku provokasi akidah, Jansen Litik adalah jagonya. Beberapa judul buku tulisannya antara lain: “Apakah Al-Qur’an Benar-benar Wahyu Allah?, Lima Alasan Pokok Tentang Isi Al-Qur’an Yang Menyebabkan Kami Murtad Meninggalkan Islam dan Beralih Menjadi Kristen”, Seorang Gadis Mempertahankan Kristennya, dll.
Semua tulisannya dikemas dalam bahasa ‘bombardir’ yang khas penuh tuduhan-tuduhan emosional. Semua memperlihatkan begitu besarnya sentimen agama dan kebenciannya yang menyala-nyala terhadap Islam. Beberapa tuduhan dalam bukunya, antara lain:
  • Tuhan yang disembah oleh umat Islam itu seperti dewa kroco yang kacau, buta sejarah, tidak maha tahu, tidak adil, tidak konsisten dan tidak percaya diri,
  • Al-Qur’an adalah bukan kitab suci Wahyu Allah, karena banyak terdapat kontradiksi ayat di dalamnya,
  • Al-Qur’an tidak akurat karena banyak kesalahan-kesalahan nama, data dan sejarah di dalamnya,
  • Tidak ada jaminan keselamatan bila mengikuti Muhammad dan mentaati Al-Qur’an,
  • Syariat Islam itu tidak adil, kejam dan ketinggalan zaman (out date),     dan masih banyak lagi.

9. Ev. Nonot Christina Fatimah,

Penginjil wanita ini aktif menulis, mengajar dan ceramah kesaksian di gereja-gereja dengan materi Islamologi sesat menyerang akidah Islam. Buku diktat yang ditulisnya adalah metode Pemurtadan kepada kaum muslimin dengan judul “Kebenaran Al-Qur’an”. Judulnya bagus, tapi isinya sangat jahat penuh dengan onak dan duri pemurtadan umat.
Jemaat gereja di Pasir Koja, Bandung, mengenal Ev. Christina Fatimah sebagai pakar Islamologi alumnus sebuah pesantren yang telah bertobat dari Islam dan sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Ibadah haji yang ketiga tahun 1991 dari Cirebon melalui ONH Plus, sedangkan 2 kali ibadah haji sebelumnya hanya ONH biasa.
Di hadapan jemaat Gereja Bethel Bandung, penginjil yang akrab dengan panggilan Bu Kristin ini mengaku dijamah oleh Yesus ketika menunaikan ibadah haji yang ketiga. Pengakuannya, pada saat itu dia menyaksikan Yesus terbang di awang-awang tepat di atas Ka’bah memanggilnya untuk menjadi muridnya.
Ternyata, semua pengakuan dan popularitas penginjil Christina Fatimah itu bohong semuanya. Tidak ada yang benar sama sekali.
Ketika diwawancarai oleh Sdr. Tatang, wartawan koran Pikiran Rakyat Bandung, Christina Fatimah mengatakan bahwa Hajar Aswad itu ada di dalam Ka’bah. Ini menunjukkan bahwa penginjil janda wanita ini tidak pernah menunaikan ibadah haji, karena tidak tahu di mana posisi Hajar Aswad.
Kebohongan penginjil Christina Fatimah itu diperkuat dengan keterangan Bpk. Sumarsono mantan suami Christina Fatimah  dalam wawancara dengan Tim FAKTA berikut:
  1. Nama asli Bu Kristin ketika di kampung adalah Sutini, biasa dipanggil Bu Nonot. Ayahnya bernama Abdullah (asal dari Sindang Laut, Cirebon), sedangkan ibunya bernama Sukini (asal dari Kuningan, Jawa Barat). Saudara kandungnya bernama Suparman (Upa), meninggal ketika terjadi kecelakaan lalu lintas.
  2. Pengakuan bahwa Bu Kristin pernah belajar di pesantren adalah dusta. Dia tidak pernah belajar di pesantren. Maka tidak heran bila wawasan Islamnya juga sangat dangkal. Bahkan selama berumah tangga, dia tidak pernah (tidak bisa?) shalat sama sekali.
  3. Pengakuan bahwa tahun 1991 Bu Kristin menunaikan Ibadah haji yang ketiga dari Cirebon melalui ONH Plus adalah kebohongan. Yang benar, tahun itu Bu Kristin menjadi TKW di Singapura.
  4. Ketika pindah ke Jakarta, namanya diganti menjadi Tin Rustini, supaya tidak terkesan kampungan, bahkan mengaku sebagai saudaranya Titiek Puspa bila untuk memikat perhatian para pemuda kepadanya.
  5. Ketika masalah rumah tangga dengan Bpk. Sumarsono tidak terselesaikan dan berujung kepada perceraian, dia murtad menjadi Kristen dan mulai aktif di dunia pelayanan melalui ceramah-ceramah kesaksian di gereja-gereja.
  6. Supaya menjadi bonafide di dunia ceramah kesaksian, maka namanya diubah menjadi Hj. Christina Fatimah. (Hasil wawancara langsung Tim FAKTA dengan Bpk. Sumarsono di Bekasi, Sabtu tanggal 1 November 1997 pukul 17.00 WIB).
Ternyata, popularitas penginjil Christina Fatimah yang ditopang oleh dusta dan kebohongan di gereja itu bukan satu hal yang aneh bila yang diamalkan adalah ayat Alkitab (Bibel) berikut:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).
10. David Eran: pelopor kursus gratis pemurtadan
Dengan memakai nama Yayasan Suara Al-Alim yang beralamatkan di Kanada, David Eran mengadakan kursus perbandingan agama via surat (koresponden) secara cuma-cuma (gratis) kepada masyarakat Indonesia. Pesertanya tidak pandang bulu, baik Islam maupun Kristen dan agama lainnya boleh mengikuti kursus gratis ini. Bagi yang berprestasi, akan mendapat dapat hadiah Alkitab (Bibel).
Materi yang diajarkan meliputi kajian Al-Qur’an dan Hadits yang diramu dan dicocok-cocokkan dengan ayat-ayat Alkitab (Bibel) untuk mendukung kesimpulan yang sama dengan doktrin Kristen bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah Tuhan dan Juruselamat penebus dosa manusia.

11. Robert Paul Walean: aktivis pemurtadan dari Gereja Advent

Jemaat Advent yang juga direktur Last Event Duty Institute (LEDI), aktif keluar-masuk lembaga-lembaga Islam untuk berdialog seputar Islam dan Kristen dalam perbandingan Al-Qur’an dan Alkitab (Bibel).
Biasanya, seusai dialog dia hadiahkan buku-buku yang ditulisnya, antara lain: “Kebenaran yang Terungkap Dari Al Quran, Siapakah Sebenarnya Isa  Itu?”, “Benarkah Alkitab dan Al Quran Masih Dapat Dipercaya?”, “Benarkah Alkitab Firman Allah”, “Persatuan Umat Islam dan Kristen Yang Hakiki”, dll.
Perkembangan Gerakan Kristen yang marak di nusantara itu adalah fakta-fakta yang tak terbantahkan bahwa kaum missionaris internasional dan nasional sangat intensif ‘mengeroyok akidah’ umat Islam di Indonesia. Mereka memandang Indonesia dengan mayoritas Islam terbesar di dunia sebagai ancaman serius bagi dunia Kristen apabila dibiarkan berkembang menjadi negara besar yang menguasai dunia.
Hal ini senada dengan pengakuan teolog Belanda, Dr. H. Berkhof, dalam bukunya “Sejarah Gereja” yang menyebut Indonesia sebagai daerah pekabaran Injil yang diberkati Tuhan:
“Boleh kita simpulkan bahwa Indonesia adalah suatu daerah pekabaran Injil yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit firman Tuhan. Jumlah orang kristen Protestan sudah 13 juta lebih, Akan tetapi jangan kita lupa … ditengah-tengah 150 juta penduduk !
Jadi tugas sending gereja-gereja muda dibenua ini masih amat luas dan berat. Bukan saja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu, yang perlu mendengar kabar kesukaan, tetapi juga Kaum muslimin yang besar yang merupakan benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-pahlawan injil. Apalagi bukan saja rakyat jelata, lapisan bawah yang harus ditaklukkan untuk Kristus, tetapi juga dan terutama para pemimpin masyarakat, kaum cendikiawan, golongan atas dan tengah” (Dr. H.Berkhof, Sejarah Gereja, penyadur: Dr. I.H. Enklaar, BPK Gunung Mulia Jakarta,  cet. ke-13, 1996 hal. 321).
Pandangan ini sejalan dengan kepentingan politik mereka atas Indonesia yang memiliki kedudukan geografis strategis dan sumber daya alam ( SDA ) yang kaya dalam Percaturan Politik ekonomi dan militer dikawasan Asia – Pasifik.
Setelah membaca daftar arogansi ‘Gerakan Pemurtadan Berkedok Islam’ yang sedang marak di nusantara, maka kami menyambut positif terhadap upaya Sdr. Molyadi Samuel yang terpanggil untuk menyusun buku “Dokumen Pemalsuan Alkitab (Bibel)”  ini. Tujuan awalnya, buku ini ditulis dalam rangka menjawab salah satu gugatan para missionaris salibis terhadap Al-Qur’an.
Dalam buku “Senjata Menghadapi Pemurtadan Berkedok Islam,” dipaparkan dengan jelas dan objektif sesuai dengan pengakuan para teolog Kristen sendiri,  bahwa Alkitab (Bibel) yang dipropagandakan dengan menghalalkan segala cara itu adalah kitab yang keotentikannya sangat diragukan.
Kepada para pecinta kebenaran, alangkah baiknya jika memiliki dan membaca buku ini dengan hati tulus dan ikhlas, supaya bisa memisahkan kebenaran dari kebatilan. Supaya dapat mengetahui bahwa kitab yang palsu itu adalah benar-benar palsu dan batil.
Bagi para aktivis dakwah dan kaum muslimin pada umumnya, buku ini sangat bermanfaat antara lain:
1.     Menambah kemantapan iman karena buku ini membuktikan kebenaran firman Allah Swt. dalam surat al-Baqarah 79 dan Ali Imran 71 bahwa kitab suci sebelum Al-Qur’an sudah tidak asli seratus persen karena telah bercampur -baur antara kebenaran (al-haqq) dan kebatilan (al-bathil).
2.    Bisa menjadi senjata dalam mematahkan argumentasi para missionaris (penginjil) yang datang ke rumah-rumah menyebarkan Injil dan menuduh bahwa Al-Qur’an bukan firman Allah Swt.
3.    Menjadi bahan dialog yang baik dengan Ahli Kitab dalam arena tukar fikiran seputar kebenaran kitab ilahi.
Untuk itulah maka kaum muslimin dan para pecinta kebenaran dianjurkan untuk mengoleksi dan membaca buku “Dokumen Pemalsuan Alkitab” karya Molyadi Samuel AM. Wallahu musta’an.
::
(dikutip dari Kata Pengantar buku “Dokumen Pemalsuan Alkitab, Menyambut Kristenisasi Berwajah Islam” karya Molyadi Samuel AM., Victory Press Surabaya, Cetakan III,  hlm. xv-xxx).


Sangat Mungkin Dinar Jadi Alat Tukar Utama di Indonesia

Persoalannya ada pada sistem penyampaiannya kepada ummat. Namun, usaha untuk itu akan selalu ada dari kompetitornya

Hidayatullah.com -- Kalau konsep dinar disampaikan dengan baik kepada ummat, banyak yang akan tertarik. Ini akan memerdekakan dari ketergantungan dolar. Negara Timur Tengah, negara yang tergabung dalam OKI, dan negara-negara Arab dan Islam menyatu, kemudian membuat kesepakatan diantara negara tersebut bahwa nilai tukar resmi yang dipakai antar negara adalah dinar.

Hal itu jika terwujud, kata pengamat ekonomi Muhammad Syakir Sula, akan membuat Amerika kalang kabut dan sewot.

 “Ini secara ekonomi dampaknya jika dinar dirham diterapkan. Saya kira tidak akan ada yang menolak. Sejak masa Nabi dan raja-raja sistem dinar dirham ini sudah dipakai,”  kata Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula, kepada hidayatullah.com belum lama ini.

Secara umum, kata Syakir, dampak positif penerapan dinar sudah diketahui. Misalnya dolar dapat menekan inflasi, sektor jual belinya riil, dan integritas suatu negara tidak tergantung pada dolar.

“Sehingga sekarang Eropa tidak mau terantung kepada dolar. Ada 11 negara di Eropa menyepakati mata uang sendiri yaitu Euro. Antar mereka itu dalam melakukan transaksi apa saja sudah tidak pakai dolar,” papar Syakir.

Anggota Pleno DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-MUI) ini mengutarakan, Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas muslim, sangat memungkinkan penerapan konsep ekonomi syariah dinar dan dirham bisa diterapkan.
“Mustinya harus memungkinkan. Cuma butuh waktu lama untuk itu, terutama dalam aspek regulasi. Karena regulasi kita di Indonesia memungkinkan ini (dinar-dirham, red) sebagai mata uang. Dinar sebagai bahan komoditas tukar,” imbuh Syakir.

Kapan itu bisa terealisasi? Kata Syakir Sula, kuncinya adalah regulasi yang harus diubah.

“Ini tergantung akselerasi yang dilakukan para praktisi dinar dirham, pihak-pihak yang concern terhadap ekonomi syariah, dan terutama adalah pemerintah Indonesia,” tandasnya. [ain/hidayatullah.com]


Siti Fadillah Supari: Zionisme Ada di Sekeliling Kita

Untuk pertamakalinya di Indonesia terselenggara Kongres Kajian Zionisme Internasional (KaZI) yang berlangsung di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta-Pusat, Sabtu (26/12). Kongres bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, utamanya umat Islam terhadap pengaruh ideologi Zionisme yang semakin merasuk ke hampir seluruh lini kehidupan masyarakat bukan hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia dan telah banyak menyengsarakan kehidupan umat manusia.
Mantan Menteri Kesehatan, DR. Dr. Siti Fadillah Supari yang hadir dalam acara tersebut sebagai keynote speakermengatakan bahwa gerakan Zionisme sudah sedemikian menggurita sehingga banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa mereka sudah berada di bawah kendali kaum Zionis yang bertujuan untuk menguasai dunia dengan cara melakukan berbagai konspirasi termasuk di bidang kesehatan.
Mantan menteri yang pernah menghebohkan dengan bukunya berjudul "Saatnya Dunia Berubah. David Versus Goliath: Membaca Indonesia dalam Kancah Konspirasi Global" mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak melihat Zionisme hanya sekedar simbol anti-Islam karena target gerakan Zionisme sebenarnya adalah seluruh umat manusia.
"Jika kita melihat Zionisme hanya sebagai simbol, kita akan terkecoh bahwa gerakan itu hanya ingin menyerang Islam. Karena gerakan ini sudah menggurita dan sasarannya adalah seluruh manusia, bukan hanya umat Islam," kata Siti Fadillah.
"Zionisme ada di sekeliling kita. Mulai dari sistem pendidikan, ekonomi, kesehatan dan yang secara halus ditanamkan dengan dengan dalih reformasi di berbagai bidang. Jika masyarakat enggak mengkaji masalah-masalah Zionisme, tanpa sadar kita akan diperdaya dan dipecundangi," sambung Siti.

Gerakan Zionisme, ungkap Siti, ingin membuat penduduk dunia bergantung dari sisi kesejahterannya pada kaum Zionis, untuk itu Zionsime sengaja menciptakan sistem dunia yang tidak adil dan bertentangan dengan kemanusiaan. Ia mencontohkan badan kesehatan dunia, WHO yang menurutnya hanya menjadi perpanjangan tangan negara-negara adikuasa untuk melanggengkan penjajahan dan penindasan terhadap masyarat negara lain dengan menggunakan alasan kesehatan dan menciptakan konsep-konsep yang menyengsarakan manusia, seperti neoloberalisme, kapitalisme, neo-imperialisme yang oleh Siti Fadillah diistilahkan sebagai "cucu-cucu Zionisme".
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa selain terus melakukan kajian, dibutuhkan nurani dan keberanian untuk melawan gerakan Zionisme yang sudah terlanjur menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia dengan konspirasi-konspirasi canggihnya. Dalam kaitannya di Indonesia, Siti Fadillah berharap para negarawan di Indonesia menyadari akan adanya gerakan Zionisme ini.
"Dan untuk menghadapi konspirasi kaum Zionis ini, jadilah negarawan-negarawan yang bukan cuma cerdas, tapi juga berani dan Islami," tukasnya. (ln)

Ayu Azhari Ikon Kegagalan Demokrasi Liberal


Jakarta (voa-islam.com) - Krisis kader di partai politik telah mendorong munculnya para artis dalam kancah politik lokal maupun nasional. Tapi ini sekaligus simbol kegagalan demokrasi liberal di Indonesia lantaran sangat dangkal dan banal. Mengapa gagal?
Para bapak bangsa seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir dan founding fathers lainnya mungkin tidak pernah membayangkan demokrasi akan menjadi amat liberal serta menuju kemerosotan kualitas yang dramatis, seperti demokrasi belakangan ini. Ini lantaran tidak ada tata tertib berkualitas untuk menyeleksi para kader politik sebagai pemimpin bangsa.
Kita memang sedang menghadapi krisis kepemimpinan dari tingkat nasional sampai lokal. Yang ada hanya lembaga kepresidenan, gubernur dan bupati serta DPR/DPRD dan TNI/Polri yang sama-sama miskin visi, miskin jiwa atau kehilangan visi dan jatidiri serta gagal memaknai reformasi.
"Demokrasi liberal sudah gagal karena semakin dangkal dan banal. Parameternya, kualitas para politisi sama saja buruknya dengan para artis" kata Umar
"Demokrasi liberal sudah gagal karena semakin dangkal dan banal. Parameternya, kualitas para politisi sama saja buruknya dengan para artis. Dan para artis akan lebih elektabel ketimbang politisi karena punya daya pikat tubuh, popularitas, atau seksualitas diri," kata pengamat politik Umar S Bakry, Direktur Lembaga Survei Nasional.

Hampir pasti para artis akan memenangi kursi parlemen dan kepemimpinan di pilkada jika para politisi tak berbenah diri secara kualitatif.

"Rekrutmen politik di parpol-parpol amat buruk dan mengancam kualitas demokrasi liberal, yang sejauh ini hanyalah demokrasi prosedural," kata Umar. Dan bukan rahasia lagi bahwa para intelektual umumnya tak berduit sehingga kalah modal dibandingkan para artis dan orang kaya (plutokrat) yang mudah masuk berjejal di alam demokrasi liberal.
Miskin Visi dan Misi
Demokrasi liberal di Indonesia dinilai sangat miskin visi, tidak produktif, tidak kreatif, dan hanya mengandalkan para politisi medioker yang tak mungkin bisa membawa kemaslahatan rakyat di tengah kapitalisme neoliberal yang sudah lama membuat ekonomi rakyat terjungkal.
"Banyaknya artis dalam perpolitikan di Indonesia mengindikasikan demokrasi liberal yang hambar, defisit kader berbobot dan penuh borok sosial" kata Abas
Mungkin dua dekade ini merupakan dekade-dekade yang hilang dalam menuju cita-cita proklamasi dan konstitusi. Demokrasi liberal yang dangkal dan banal telah menyembelih harapan rakyat bagi munculnya kehidupan yang lebih adil dan sejahtera," kata pengamat politik Abas Jauhari, pengajar Sosiologi Universitas Islam Negeri Jakarta.

Banyaknya artis dalam perpolitikan di Indonesia mengindikasikan demokrasi liberal yang hambar, defisit kader berbobot dan penuh borok sosial, yang membuat negara ini terjerumus ke jalan tak ada ujung. "Demokrasi liberal seperti ini tidak akan mampu membawa kemajuan peradaban, sebab menjerumuskan kita ke jalan tak ada ujung," kata Abas.

Sebut saja nama artis Khadijah Azhari atau lebih dikenal Ayu Azhari yang muncul dalam bursa bakal calon wakil bupati pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang kini memicu pro dan kontra di masyarakat.

Keikutsertaan Ayu Azhari dalam pilkada melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mendorong sebagian warga tidak menyetujuinya menjadi Wakil Bupati Sukabumi periode 2010-2015. Namun sebagian warga setuju karena alasan subyektif.

"Saya kurang setuju bila Ayu Azhari ikut dalam perhelatan pilkada di Kabupaten Sukabumi. Ayu Azhari tidak mengenal seluk-beluk wilayah Kabupaten Sukabumi," kata kata seorang warga bernama Lilis (35), di Sukabumi, Jumat (25/12).

Meski Ayu sebagai calon Wakil Bupati Sukabumi tidak mengenal seluk-beluk wilayah Kabupaten Sukabumi, tetap saja sebagian warga mengelukannya karena daya tarik tubuhnya. Atau yang didambakan publik adalah munculnya artis lain yang mengenal seluk beluk Sukabumi.

Itu sama saja menunjukkan bahwa para politisi sudah tak laku dan kalah pamor dengan para artis. Bayangkan bila yang ikut dalam pilkada nanti adalah artis Desi Ratnasari atau Happy Salma karena mereka merupakan warga Sukabumi asli, tentu akan menyudutkan politisi yang selama ini umumnya tak berkualitas, korup, atau abai terhadap aspirasi publik.

Visi dan misi politisi paling banter bercorak bombastis seperti meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), menjadikan Kabupaten Sukabumi sebagai daerah penyangga ibu kota dalam lima tahun ke depan dan memberdayakan ekonomi masyarakat. Dan semua itu merupakan kebohongan yang dibungkus dengan propaganda murahan.

Apakah realitas semacam ini yang kita kehendaki dengan reformasi yang disandera oleh demokrasi liberal yang ugal-ugalan ini? Adakah ini yang kita kehendaki: demokrasi liberal yang tidak substansial dan hanya memperpanjang mata rantai korupsi politik atau inefisiensi di negeri ini?
Partai Malas dan Miskin Kader
Tentang pencalonan Ayu di Sukabumi, pengamat politik menilai partai pengusungnya dinilai malas dan hanya ingin mendulang suara.
"Itu partainya malas, nggak mau kerja keras. Maunya cari jalan pintas untuk mendapat suara," kata Rauf.
"Itu partainya malas, nggak mau kerja keras. Maunya cari jalan pintas untuk mendapat suara," ujar pengamat politik UI Prof Maswadi Rauf, Sabtu (26/12/2009).

Ayu akan dimajukan sebagai bakal calon Wakil Bupati Sukabumi yang diusung PDIP. Strategi ini dinilai Maswadi efektif untuk memenangkan pilkada, tapi buruk untuk pemerintahan daerah dalam jangka panjang.

"Bisa menang lho itu. Tapi nanti yang rugi rakyat kalau mereka nggak bisa kerja," kata guru besar ilmu politik UI ini.

Menurut dia seharusnya parpol menyaring dengan baik siapa kandidatnya, entah kader partai, tokoh daerah atau selebriti asalkan berdasarkan kemampuan. Dia meyayangkan juga masyarakat yang masih tergiur dengan popularitas seseorang.

"Masyarakat belum bisa memilih berdasarkan kemampuan orang, tapi popularitasnya. Jadi, parpol lah yang harus mendidiknya," pungkas dia.
 [Ibnudzar/dbs]


Musibah Besar! Muslimah Murtad Supaya Dinikahi Pemuda Kafir


Oleh: Badrul Tamam
Musibah buruk lagi besar menimpa keluarga Haji Anshori. Musibah besar yang lebih dahsyat daripada kecelakaan, gempa bumi, angin tornado atau sunami. Musibah yang jauh lebih menyedihkan daripada kematian, cacat, atau kemiskinan. Di mana keluarga haji tersebut  harus putus perwalian, wala', dan loyalitas dari anak perempuannya. Puncakanya pada Jum'at, 18 Juni 2010 yang lalu, saat mereka harus menyaksikan pernikahan anak perempuannya yang berganti agama. Melissa Ariani memilih murtad (pindah agama) demi bisa menikah dengan kekasihnya Choky Sitohang, seorang presenter non-muslim yang sedang naik daun. Padahal dalam timbangan Islam, murtad adalah perkara yang sangat dibenci. Bahkan sangsinya di dunia dan akhirat sangat berat.
Murtad berarti meninggalkan agama Islam secara total dan berpindah kepada agama lain seperti Kristen, Yahudi, Buda, Hindu, dan lainnya dengan sengaja tanpa dipaksa. Murtad (keluar dari Islam) akan membatalkan iman seorang muslim, sebagaimana hadats yang menyebabkan batalnya wudlu'. Sedangkan mati di atas kemurtadan menghapuskan seluruh amal shalih.
Allah Ta'ala menjelaskan tentang nasib orang murtad di dunia dan akhirat,
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 217) Di sini, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa mati di atas kemurtadan menghapuskan seluruh amal shalih di dunia dan akhirat, serta mengakibatkan kekal di dalam Neraka.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ
"Sesungguhnya orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima tobatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat." (QS. Ali Imran: 90) Siapa yang kafir setelah sebelumnya beriman dan terus-terusan kafir dan tidak mau bertaubat sampai datang kematian, maka sekali-kali Allah tidak akan menerima taubatnya ketika ajal menjemputnya.
Orang yang murtad (menjadi kafir) atas pilihannya dan tanpa paksaan, pasti tertimpa murka dari Allah dan wajib kekal di neraka dengan adzab yang pedih. Allah Ta'ala berfirman,
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar." (QS. Al-Nahl: 106)
Pada ayat sesudahnya, Allah menjelaskan tentang alasan harus ditimpa adzab yang pedih, "Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi." (QS. Al-Nahl: 107-109)
Murtad (keluar dari Islam) akan membatalkan iman seorang muslim, sebagaimana hadats yang menyebabkan batalnya wudlu'.
Sedangkan dalam hukum Islam, orang murtad wajib dihukum mati dengan pedang setelah sebelumnya diberi kesempatan taubah selama tiga hari. Jika tetap tidak mau maka hukuman pancung harus dilaksanakan atasnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ
"Siapa yang merubah agamanya, maka bunuhlah." (HR. Bukhari)
لَا يَحِلُّ دَمُ اِمْرِئٍ مُسْلِمٍ; يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ, وَأَنِّي رَسُولُ اَللَّهِ, إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ: اَلثَّيِّبُ اَلزَّانِي, وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ, وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ; اَلْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
"Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tiada Ilah kecuali Allah dan aku sebagai utusan Allah kecuali karena satu dari tiga hal: Pembunuhan dibalas bunuh (qishash), duda (dan janda) yang berzina, dan orang yang meningalkan agamanya, memisahkan diri dari jama'ah." (Muttafaq 'alaih)
Maka siapa yang menjadi kafir setelah sebelumnya beriman, terus-menerus dalam kekafirannya dan tidak mau bertaubat, maka darahnya tidak lagi dilindungi yang berarti dia telah menghancurkan dunia dan akhiratnya.
Dalam hukum Islam, orang murtad wajib dihukum mati dengan pedang setelah sebelumnya diberi kesempatan taubah selama tiga hari. Jika tetap tidak mau maka hukuman pancung harus dilaksanakan atasnya.
Berharganya Nikmat Iman
Sesungguhnya nikmat Allah jumlahnya sangat banyak, tidak mampu dihitung. Di antara nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya adalah nikmat iman. Dengan iman, kita akan mendapatkan keridlaan Allah 'Azza wa Jalla, bisa masuk surga dan selamat dari neraka. Dan ini merupakan pokok dari keberuntungan hidup. Allah Ta'ala berfirman,
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran: 185)
Sebaliknya tanpa iman sebaik apapun amal perbuatan tidak akan diterima oleh Allah. Bahkan kalau seseorang sebelumnya beriman, lalu berganti predikat dengan dengan musyrik dan kafir, seluruh amal ketaatan yang telah dilakukan akan terhapus. Apabila meninggal di atasnya akan menjadi penghuni neraka untuk selama-lamanya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآَنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
"Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Al Nuur: 39)
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al Furqaan: 23)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ  خَالِدِينَ فِيهَا لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ
"Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh." (QS. Al-Baqarah: 161-162)
Tanpa iman sebaik apapun amal perbuatan tidak akan diterima oleh Allah.
Dari Aisyah radliyallahu 'anha berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 'Ya Rasulallah, Ibnu Jud'aan sewaktu Jahiliyah telah menyambung silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah hal itu bermanfaat baginya?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Tidak bermanfaat baginya karena tak pernah sehari pun dia berucap, "Ya Allah Tuhanku, ampunilah dosa kesalahanku pada hari pembalasan." (HR. Muslim)
Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan makna hadits ini, bahwa apa yang telah dikerjakannya berupa menyambung silaturahim, memberi makan, dan berbagai kemuliaan lainnya tidak memberikan manfaat baginya di akhirat, dikarenakan dia seorang kafir."
bahwa apa yang telah dikerjakannya berupa menyambung silaturahim, memberi makan, dan berbagai kemuliaan lainnya tidak memberikan manfaat baginya di akhirat, dikarenakan dia seorang kafir.
Oleh karena itu, musibah dunia seberapa berat dan dahsyatnya, tidaklah lebih besar dibandingkan dengan musibah yang menimpa dien dan iman karena akan menyebabkan kerugian besar di dunia dan akhirat.
Dalam sebuah doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallamyang panjang, beliau memberitahukan bahwa musibah terbesar adalah musibah yang menimpa dien dan iman, karenanya dianjurkan untuk berlindung dari tertimpa musibah ini.
. . . . وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا . . .
". . .  Jangan Engkau jadikan musibah kami menimpa dien kami . . ." (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim. Syaik Al-Albani menghasnakan hadits ini dalam Shahih al-Jaami')
(PurWD/voa-islam.com)



Solusi Islam dalam Mengatasi Kasus ''Ariel''


Oleh: Badrul Tamam
Kasus video porno dengan peran yang diduga Ariel"Peterpan", Luna Maya dan Cut Tari masih hangat dibicarakan. Bahkan, pengaruh negatif dari tontonan yang beritanya sengaja dipublikasikan secara besar-besaran oleh media juga telah menuai hasil. Seperti yang diberitakan olehVoa-Islam.Com, di Surabaya dua orang siswa SD dan SMP ramai-ramai mencabuli siswi SD usai menonton video zina ‘Ariel-Luna-Cut Tari.’ Dan akhirnya, dua bocah ingusan tersebut ditangkap petugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polwiltabes Surabaya.
Dalam Islam perzinaan merupakan perbuatan yang sangat keji dan hina, akal sehat dan fitrah manusia juga memiliki pandangan serupa. Zina adalah jalan yang buruk dan sangat tercela untuk melampiaskan nafsu syahwat, serupa dengan binatang yang tidak mengenal pernikahan. Perbuatan zina merupakan dosa besar yang merusak hak Allah, hak wanita, keluarganya, suaminya, merusak hubungan keluarga orang, membuat rancu tali penasaban, dan masih banyak kerusakan lainnya yang diakibatkan perzinaan.
Untuk mengatasi kerusakan besar akibat zina ini, Islam hadir dengan ajarannya yang suci dan sesuai fitrah dengan mengharamkan zina. Bahkan untuk melakukan hal-hal yang mengarah ke sana, Islam telah mengantisipasi, mencegah dan mengharamkannya. Sebagaimana larangan Islam mengumbar pandangan mata dan memerintahkan untuk menundukkannya dari memandang lawan jenis yang bukan suami dan mahramnya, termasuk di dalamnya memelototi tontonan porno seperti video mesum "Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari".
Islam juga melarang khalwat, yaitu menyendirinya seorang laki-laki dengan wanita yang bukan istri atau mahramnya di tempat sepi yang tidak dilihat orang banyak, baik disertai nafsu syahwat ataupun tidak. Ditakutkan, syetan akan menggoda keduanya untuk melakukan sesuatu yang haram. Dan pacaran banyak dijalani anak muda sekarang masuk dalam kategori ini.
Islam juga melarang khalwat, yaitu menyendirinya seorang laki-laki dengan wanita yang bukan istri atau mahramnya di tempat sepi yang tidak dilihat orang banyak, baik disertai nafsu syahwat ataupun tidak.
Islam juga melarang ikhtilath (bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) dan melarang wanita keluar rumah dengan menggunakan wewangian. Sekaligus juga Islam memerintahkan adanya pakaian wanita yang syar'i, meminimalisir pembicaraan dengan lawan jenis sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukukan dan menghaluskan perkataan ketika bercakap dengan lawan jenisnya. Semua ini sebagai tindakan prefentif agar tidak terjerumus ke dalam fitnah zina. Dalam hal ini Allah berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra': 32)
Ancaman Bagi Pelaku Zina
Islam telah menyiapkan ancaman siksa yang pedih di akhirat bagi pezina. Allah Ta'ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan hal demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.” (QS. Al-Furqaan: 68-69).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan berat dan dahsyatnya siksa zina di alam kubur. Dari Samurah bin Jundub radliyallah 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Semalam aku bermimpi, ada dua orang datang kepadaku. Lalu mereka membawaku ke Baitul Maqdis. Beliau terus berbicara hingga sampai pada sabdanya, "Kami pergi ke sebuah lobang seperti tungku, atasnya sempit sedangkan bawahnya lebar. Di bawahnya ada api yang menyala. Ketika api itu membumbung, mereka juga ikut terangkat sehingga hampir mereka keluar. Dan ketika api itu redup, mereka kembali ke tempatnya. Di dalamnya berisikan wanita dan laki-laki telanjang." Dan pada akhir riwayat dijelaskan, bahwa laki-laki dan wanita telanjang tersebut adalah para pelaku zina." (HR. Bukhari)
Adapun ancaman di dunia, Islam menyiapkan hukuman pedih dan ngeri bagi siapa yang sudah terbukti dan ditetapkan telah melakukan zina. Hukuman ini disebut dengan hadd(bentuknya pluralnya: hudud) yang berorientasi bukan semata-mata untuk menghukum, namun juga untuk mendidik dan menyucikan pelaku dari dosa-dosa. Keberadaan hukum hudud akan menjamin keamanan darah, kehormatan, dan harta masyarakat.
Hukum hudud bagi pezina ada dua macam, yaitu rajam dan cambuk 100 kali ditambah diasingkan selama setahun. Pelaksanaanya dengan disaksikan sekelompok orang beriman. Dan semakin banyak yang menyaksikan semakin baik sebagai shock terapi bagi masyarakat.
Hukuman rajam diberlakukan bagi pezina muhshan, yaitu pezina yang pernah menikah. Dia dikubur setelangah badan, lalu dilempari batu hingga meninggal. Hukuam rajam telah ditetapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam secara mutawatir dan telah menjadi ijma' (kesepakatan) para sahabat dan tabi'in.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu berkata, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berada di masjid, ada seseorang yang datang kepada  beliau. Dia memanggil Rasulullah dan berkata, "Ya Rasulullah, sungguh aku telah berzina," Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpaling darinya, sehingga dia mengulangi pernyataannya tersebut sampai empat kali. Ketika dia bersaksi atas dirinya sebanyak empat kali, maka Nabishallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya dan bertanya, "Apakah kamu gila?" dia menjawab, "tidak." Beliau bertanya lagi, "Apakah kamu pernah menikah?" dia menjawab, "Ya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Bawalah dia pergi dan rajamlah!" (Muttafaq 'alaih)
Selain terhadap Maiz, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallamjuga pernah memberlakukannya kepada seorang wanita Ghamidiyah dan dua orang Yahudi yang terlaknat. Kisah-kisah ini telah disebutkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya pada Kitab al-Hudud.
Dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma berkata, "Umar berkata, 'Aku khawatir dengan panjangnya rentang masa yang dilalui manusia, akan ada seseorang yang mengatakan, kami tidak mendapatkan hukum rajam dalam Al-Qur'an, lalu mereka sesat karena meninggalkan kewajiban yang telah Allah turunkan. Ketahuilah bahwa rajam adalah benar (wajib) atas orang yang telah berzina dan telah pernah menikah, apabila ditegakkan bukti, atau terjadi kehamilan atau karena pengakuan." Sufyan berkata, "Begitulah aku menghafalnya, ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallampernah merajam dan kami pernah melakukannya sesudah beliau wafat." (HR. Bukhari)
"Aku khawatir dengan panjangnya rentang masa yang dilalui manusia, akan ada seseorang yang mengatakan, kami tidak mendapatkan hukum rajam dalam Al-Qur'an," kata Umar bin Khathab.
Sedangkan hukuman cambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun dijatuhkan bagi pezina yang belum menikah, yaitu bujangan dan gadis. Hukuman ini dinashkan langsung oleh Al-Qur'an,
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ
"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera." (QS. Al-Nuur: 2)
Dalam riwayat Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ambillah hukum dariku, ambillah hukum dariku, Sungguh Allah telah menjadikan jalan bagi mereka, bujangan dengan gadis dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun."
Berdasarkan hadits di atas, Jumhur ulama berpendapat bahwa hukuman had zina atas bujangan adalah dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun. Namun bagi pezina wanita, menurut Imam Syafi'i dan Ahmad, dia diasingkan bersama mahramnya.
Jumhur ulama berpendapat bahwa hukuman had zina atas bujangan adalah dicambuk seratus kali dan diasingkan selama setahun.
Siapa yang Melaksanakan Hukum Hadd?
Tidak diragukan lagi bahwa penegakkan hukum hudud adalah perintah kepada umat yang bersifat kolektif atau jama'ah yang bisa dijalankan melalui pemerintahan Islam. Keberadaan mereka menjadi syarat untuk ditegakkan hukum Islam ini, untuk menghindari kerusakan yang lebih besar jika dilaksanakan oleh masing-masing individu. Karenanya, seperti kondisi kita di Indonesia yang pemerintahnya tidak menegakkan hukum Islam, hukuman ini tidak bisa dijalankan. Oleh karena itu, pezina di negeri ini tidak bisa mendapatkan sarana yang bisa menjamin kesuciannya dari dosa zina. Karenanya, dia harus bertaubat dengan sungguh-sungguh (taubatan nasuha). Yaitu penyesalan mendalam atas apa yang telah diperbuatnya dan bertekad jika datang kesempatan serupa dia tidak akan pernah mau mengulanginya. Lalu dia memperbanyak amal ibadah, ketaatan, dan perbuatan baik. Hendaknya juga dia menjauhi tempat-tempat buruk, semacam diskotek, café remang-remang, dan tempat serupa. Dia juga dianjurkan agar menjauhi teman-teman buruk yang bisa menyeretnya kembali ke lembah hitam, (lihat Taudhih al-Ahkam, oleh Imam Al-Bassam: 5/285).
Oleh karena itu, pezina di negeri ini tidak bisa mendapatkan sarana yang bisa menjamin kesuciannya dari dosa zina. Karenanya, dia harus bertaubat dengan sungguh-sungguh (taubatan nasuha).
Semoga Allah senantiasa membimbing kepada kebenaran, menjaga kita dari segala keharaman, dan mewafatkan kita sebagai orang Islam serta mengumpulkan kita bersama Nabiyyin, shiddiqin, syuhada', dan shalihin. Sungguh mereka adalah teman yang paling baik. (PurWD/voa-islam.com)

Apabila Zina Sudah Merajalela, Adzab Allah Akan Menimpa

Bumi Indonesia makin subur dengan aksi mesum. Pasca beredarnya video seks mirip Ariel "Peterpan" dengan artis Luna Maya, lalu disusul dengan hadirnya video serupa dengan lakon pria yang masih mirip Ariel "Peterpan" dengan Cut Tari menjadikan Indonesia lebih dikenal dunia. Bukan dikenal dengan luhurnya akhlak dan tinginya budi pekerti, tapi dikenal dengan aksi mesum anak bangsanya. Bahkan kepopularan Indonesia sebagai negara korup, dalam beberapa hari ini tergerus dengan sematan baru sebagai negara mesum. Kita juga tidak tahu, lebih baik mana sematan negara korup apa negara mesum?
Beredarnya video porno tersebut seolah mengirim pesan untuk kita, sudah sedemikian bejatnya moral anak bangsa. Nilai-nilai moral dan agama terpinggirkan. Nafsu syahwat dipertuhankan. Kehidupan layaknya binatang menjadi kegemaran. Dan kerusakan ini semakin menjadi karena media ikut mempublikasikannya. Berita esek-esek memang menjadi idola manusia negeri ini, banyak penggemarnya. Sehingga tepat kalau media menjadikannya sebagai komoditi untuk meningkatkan rating dan oplah, karena umumnya media massa kita hanya berpikir dari sisi pragmatisme bisnis semata.
Pemberitaan media yang massif menyebabkan banyak kalangan, terutama remaja semakin tergoda untuk mengoleksi video tersebut. Akibatnya, semakin banyaklah orang ikut menyaksikan tontonan haram itu. Tentu dikhawatirkan, perilaku serupa makin merajalela.
Dalam Islam aib seseorang harus ditutupi. Terlebih jika aib itu bisa menyebabkan orang semakin berdosa dan menambah kerusakan, tentu kewajiban untuk menutupinya jauh lebih ditekankan. Tapi, inilah kehidupan yang jauh dari norma Islam, mengumbar aib menjadi kegemaran sebagimana kegemaran mengumbar aurat.
Zina dalam pandangan Islam
Sesungguhnya zina dalam Islam adalah perbuatan yang haram dan hina. Bahkan, seburuk-buruk orang Islam pun pasti tahu haramnya zina. Namun, ternyata perbuatan zina dan perantara-perantaranya begitu bebasnya di negeri kita. Inilah zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa.
Sering kita dengar seorang gadis yang hamil di luar nikah. Kita akan melihat ayah dan ibunya sangat bingung dan malu. Namun, ketika ada seseorang yang siap menikahinya maka hilanglah kesedihan dan rasa malu. Bahkan tidak sedikit yang memeriahkan pesta pernikahan anaknya yang sudah mulai terlihat besar perutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebingungan dan rasa malu mereka bukan karena anak gadisnya melakukan zina, tapi karena anaknya hamil dan belum ada yang siap menjadi ayahnya. Na'udzu billah min dzalik.
Tersebarnya zina terdukung oleh faktor pemicunya yang tersebar bebas di masyarakat seperti majalah dan film parno, televisi dengan tayangan yang vulgar, sinetron umbar aurat, film layar lebar yang sering dengan bumbu aksi mesum, dan pertunjukan pornoaksi dalam bungkus hiburan musik, dan media-media lainnya.
Tersebarnya zina dengan seperangkat sarana-sarana pendukungnya merupakan isyarat bahwa hancurnya dunia ini memang semakin dekat, tinggal menunggu waktu. Karenanya negeri ini harus segera bertaubat, jika tidak, ditakutkan adzab Allah akan segera datang.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi.
Dalam hadist Aisyah radliyallahu 'anha, ketika Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada rahasia yang penting dibalik penyebutan dosa besar zina pada saat shalat kusuf (shalat gerhana). Yaitu maraknya perzinaan adalah tanda-tanda hancurnya dunia dan hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu bentuk tanda kiamat.
Maraknya perzinaan adalah tanda-tanda hancurnya dunia dan hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu bentuk tanda kiamat.
Zina dianggap Halal
Pada akhir zaman banyak orang tidak malu-malu lagi melakukan zina. Zina tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang hina dan memalukan. Hal ini dikarenakan banyaknya tontonan zina dan banyaknya orang yang berzina. Sehingga ketika seorang laki-laki ketahuan berzina terasa tidak ada beban asal bertanggungjawab mau menikahi wanita zinanya.Wal 'iyadl billah!
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Abu Malik al Asy'ari bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
"Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik." (HR. Bukhari)
Makna yastahilluuna (menghalalkan), menurut Ibnul 'Arabi adalah mereka meyakininya sebagai sesuatu yang halal, sehingga mereka terus-menerus melakukannya tanpa beban, seolah-olah menikmati sesuatu yang halal. (Disarikan dari ucapan Ibnul 'arabi dari Fathul Baari: 16/61 dari Maktabah Syamilah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, dari Nabishallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan menyetubuhinya) dan di antara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata, "alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini di balik dinding ini." (HR. Abu Ya'la. Al Haitsami berkata, "perawi-perawinya shahih." Lihat Majmu' Zawaid: 7/331)
Dan pada akhri zaman, setelah lenyapnya kaum muslimin, tinggallah orang yang jelek yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Diriwayatkan dari al-Nawwasradliyallahu 'anhu:
وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
"Dan ingatlah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." (HR. Muslim)
Gambaran semacam ini sudah nampak di negeri kita, sebagaimana yang dilakukan para pelacur yang menjajakan dirinya di pinggir-pinggir jalan, di beberapa tempat keramaian atau taman kota, dan juga yang terjadi di pinggir-pinggir pantai, tempat wisata. Tapi, jika dibandingkan di Barat mungkin belum lah separah di sana. Namun, tidak menutup kemungkinan yang di Barat pun akan terjadi di sini, sebagaimana fenomena akhir-akhir ini terjadi, sebagian orang sudah berani merekam perbuatan bejatnya bersama wanita zinanya. Maka mungkin saja, zina di jalan-jalan dapat terjadi.
Dari Abdullah bin Umar radliyallah 'anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi.”
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Ibnu Abbas radliyallah 'anhuma berkata: "Mereka pada masa jahiliyah memandang zina yang lakukan dengan sembunyi-sembunyi tidaklah mengapa. Namun, mereka memandang buruk zina yang dilakukan dengan terang-terangan. Lalu Allah mengharamkan zina yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan." (Dinukil dari Fathul Baari)
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin. (PurWD/voa-islam.com)

Zina Merajalela di Bumi Indonesia

Oleh Fauzan Al-Anshari
(Direktur Lembaga Kajian Syariat Islam)
Kasus beredarnya video mesum artis mirip Ariel-Luna-Tari cukup menggemparkan publik, padahal sudah menjadi rahasia umum bagaimana pola kehidupan para selebritis yang teralienasi dari moral agama. Adegan-adegan syur sudah tidak asing lagi di televisi, apalagi bioskop. Mereka yang akrab dengan internet sudah tidak heran melihat tayangan-tayangan porno. Rasanya sulit untuk membentengi diri dari pengaruh negatif adegan-adegan asusila tersebut, kecuali dengan iman yang kuat.
Agama Islam telah memberikan garis tegas tentang larangan mendekati perbuatan terkutuk itu (zina) seperti dalam firman-Nya:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Israa’: 32)
Oleh karena itu, Islam menyuruh agar setiap laki-laki dan wanita menjaga diri dari pandangan yang diharamkan, seperti melihat aurat. Allah Ta'ala berfirman
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya"." (QS. Annur: 30)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنّ
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya"." (QS. Al-Nuur: 31)
Selanjutnya Islam mengatur batasan aurat bagi pria dan wanita supaya mengenakan jilbab.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Al-Ahzab: 59)
Rasanya sulit untuk membentengi diri dari pengaruh negatif adegan-adegan asusila tersebut, kecuali dengan iman yang kuat.
Sanksi Hukum Atas Pezina
Untuk menjaga diri agar umat Islam tidak terjerumus ke dalam lembah perzinaan, maka Allah Subhanahu wa Ta'alamenurunkan hukuman yang keras terhadap para pelakunya, sebagaimana firman-Nya:
وَاللَّاتِي يَأْتِينَ الْفَاحِشَةَ مِنْ نِسَائِكُمْ فَاسْتَشْهِدُوا عَلَيْهِنَّ أَرْبَعَةً مِنْكُمْ فَإِنْ شَهِدُوا فَأَمْسِكُوهُنَّ فِي الْبُيُوتِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُنَّ الْمَوْتُ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ لَهُنَّ سَبِيلًا
"Wanita yang mengerjakan perbuatan keji (zina), hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu. Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah wanita itu dalam rumah sampai menemui ajalnya atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya”. (QS. An-Nisa:15)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ambillah oleh kalian hukum dariku! Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi kaum wanita ‘jalan keluar yang lain’, yaitu janda dan duda (yang berzina) hukumannya didera 100 kali dan dirajam dengan batu (sampai mati), sedangkan gadis dan jejaka (ghoiru muhshan) hukumannya didera 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun’.” (HR. Muslim, Ahmad, Addarimy, Abu Dawud, Attirmidzi, Aththahawy, Aththayalisi dan Albaihaqi).
Hadits ini jelas sekali, bahwa hukum yang ditetapkan dalam surat An-Nisa:15 yaitu “...atau sampai Allah memberi jalan lain” yaitu pelaku zina muhshan dirajam sampai mati dan ghairu muhshan cukup dicambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun.
Baru-baru ini DPR Aceh meloloskan draft Qanun (Peraturan Daerah) tentang hukuman rajam bagi pezina, namun hingga detik ini belum bisa direalisasikan karena terhalang oleh Gubernurnya yang enggan menandatangani draft tersebut. Padahal tujuan pembuatan Perda itu sangat mulia, karena perzinaan yang dibiarkan akan merusak moral bangsa dan mewariskan kemiskinan serta mengundang malapetaka.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri, maka penghuninya telah mengundang siksaan Allah.” (HR. Atthabrani dan Alhakim). "Perzinaan mengakibatkan kemiskinan." (HR. Albaihaqi dan Assyihab). Jika kita diam saja menyaksikan kemaksiatan ini, maka status kita ibarat setan bisu. Azab yang turun tidak hanya mengenai para pelaku, namun kita semua akan memikulnya.
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang dzalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (QS. Al-Anfal: 25).
Fakta yang Sebenarnya
Kalau kita mau jujur, pornografi telah merambah ke semua lini kehidupan, bukan semata menjadi ciri kehidupan metropolitan, tetapi sudah memasuki pedesaan. Gambar-gambar porno sangat mudah diakses oleh siapa pun. Adegan-adegan pornoaksi dan pelecehan seksual sudah menjadi menu harian kita sehingga kita tinggal menunggu bom kehancuran moral bangsa meledak. UU Pornografi ternyata tidak mampu meminimalisir pornografi, karena semangatnya bukan membasmi melainkan mengatur. Sementara pengawasannya sangat lemah. Lihatlah data-data berikut ini:
- 30 % (60.400.400) dari 219.898.300 penduduk Indonesia adalah anak (BAPPENAS, BPS, dan UNFPA, Jakarta, 2005). Lebih dari 80% anak usia 9–12 th telah mengakses materi pornografi (respondens 1705, di Jabodetabek, Yayasan Kita dan Buah Hati 2005).
- 39,65 % dari 2.880 remaja usia 15-24 th di Propinsi Jawa Barat mengaku pernah berhubungan seks sebelum nikah.
- 60 % remaja usia 15-19 tahun pernah melihat film porno (survey BKKBN, 2002).
- Bahkan yang lebih mengerikan adalah hasil survei Komnas Perlindungan Anak tahun 2008 di 33 propinsi menyimpulkan 62,7% pelajar SMP-SMA di Indonesia sudah tidak perawan lagi.
UU Pornografi ternyata tidak mampu meminimalisir pornografi, karena semangatnya bukan membasmi melainkan mengatur. Sementara pengawasannya sangat lemah.
Hasil survei tentang dampak pornografi dan pornoaksi tahun 2000 yang dilakukan di tiga propinsi: Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, dengan 4000 responden siswa pelajar. Sekitar 2000 responden diambil dari desa, selebihnya tinggal di kota-kota. Hasil yang diperoleh diantaranya adalah: 46% siswa SD, SMP, dan SMU “putus sekolah”. 36% dari siswa yang putus sekolah tersebut menikah sebelum umur 15 tahun. 50% pasangan sangat muda tersebut telah melakukan hubungan seks sebelum nikah. 70% mengatakan hubungan seks (antarremaja dilakukan di dalam rumah), karena orang tua sibuk dan jarang di rumah. Sebagian besar remaja mendapatkan informasi seks dari teman-teman dan sumber lainnya. Sedangkan teman-teman mereka tahu tentang seks dari bacaan (media cetak), televisi, VCD, internet, dan film. Akibat selanjutnya adalah tercatat 3,3 juta kasus aborsi pertahun di Indonesia (Menteri ’Perawan’ Khofifah Indar Parawansa).
Data Kompas (7/10/2003): Kasus pemerkosaan yang dilaporkan kepada Polres Jakarta Timur meningkat 300% dalam kurun 2002-2003. Sementara itu dalam kurun yang sama, kasus pencabulan terhadap anak meningkat 200%.
Data dari LPA Tangerang: Kasus tindak kejahatan seksual menduduki tempat kedua terbanyak yang dilakukan anak & remaja setelah narkoba. Menurut pengakuan mereka, kejahatan tersebut umumnya dilakukan setelah terangsang akibat menonton VCD porno. Data dari Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (sebagaimana dikutip Kabareskrim Polri Makbul Padmanegara): 75% pelaku perkosaan mengakui perbuatannya dilakukan setelah menonton film porno.
Perzinaan jelas meningkatnya penyakit menular seksual, terutama HIV/AIDS. Data menyebutkan bahwa: tidak ada satu pun propinsi di Indonesia yg bebas HIV/AIDS. Terdapat 10.156 kasus (per 31 Maret 2006) HIV/AIDS di Indonesia. Lebih dari separuh penderita berusia 20-29 tahun.
Dampak Negatif Pornografi
Menurut Psikolog Dr Victor B Cline-Psychological and Social Effects of Pornography), ada 4 tahapan perkembangan kecanduan seksual konsumen pornografi yakni: Adiksi (kecanduan), Eskalasi: perilaku seksual yg semakin menyimpang (mis. Lesbian, incest, pedophilia), Desentisisasi (mengurangi sensitivitas), dan Tindakan (acting out). Lihatlah bagaimana mungkin para selebritis yang tampan dan cantik bisa berganti-ganti pasangan jika tidak mengidap penyakit menyimpang.
4 tahapan perkembangan kecanduan seksual konsumen pornografi: Adiksi (kecanduan),Eskalasi: perilaku seksual yg semakin menyimpang (mis. Lesbian, incest, pedophilia),Desentisisasi (mengurangi sensitivitas), dan Tindakan (acting out).
Hal ini merupakan dampak dari runtuhnya nilai-nilai agama sehingga mendorong prilaku seks bebas (termasuk perselingkuhan dan pelacuran), kehamilan di luar nikah, termasuk aborsi, dan perilaku seks menyimpang. Selain itu terdapat sejumlah agen aktivis porno  (baca: GERAKAN SYAHWAT MERDEKA (GSM) seperti:
1. Praktisi syahwat merdeka baik homo dan hetero
2. Penerbit majalah dan tabloid mesum
3. Produser dan pengiklan program syahwat di televisi
4. Situs porno di internet
5. Penulis, penerbit dan propagandis buku SMS (sastra mazhab selangkang)
6. Pengedar komik cabul
7. Propaganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD biru
8. Fabrikan dan konsumen alkohol
9. Produsen, pengedar dan pengguna narkoba
10. Fabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin
11. Pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan
12. Germo dan pelanggan prostitusi
13. Dokter dan dukun praktisi aborsi
Mari kita lihat, kemajuan teknologi tanpa diimbangi dengan iman yang kuat pasti menghancurkan moral bangsa. Melalui internet: 4,2 Juta website porno tersedia, 100.000 website  yang menawarkan pornografi anak dan 89% kekerasan seksual remaja terjadi di chat room (facebook). Adanya KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) ternyata juga tidak bisa mencegah tayangan TV yang berbau porno. Padahal sebuah stasiun TV mampu meraup jutaan pemirsa, misalnya: Indosiar (disiarkan ke 176 kota dengan 170 juta populasi), SCTV (disiarkan ke 260 kota dengan 167,8 juta populasi), RCTI (disiarkan ke 390 kota dengan 169,9 juta populasi), TPI (disiarkan ke 138 kota dengan 129,7 juta populasi).
Program kondomisasi atau ATM Kondom juga mendorong prilaki seks bebas, karena fitrah anak muda adalah selalu ingin mencoba hal baru. Padahal menurut Prof. Dadang Hawari, kondom tidak 100% efektif mencegah penyebaran virus HIV, dikarenakan ukuran pori-pori kondom adalah 4x lebih besar daripada virus. Pornografi memancing agresivitas seksual, melemahkan daya tahan terhadap rangsangan seksual terutama pada anak dan remaja. Dr. Mary Anne Layden, peneliti dari University of Pennsylvania mengatakan, “Saya telah memberikan perlakuan terhadap pelaku dan korban kekerasan seksual selama 13 tahun. Saya belum pernah menangani satu kasus pun yang tidak diakibatkan oleh pornografi.”
Solusi
Tidak ada cara lain untuk menghilangkan penyakit masyarakat ini, kecuali dengan penegakan hukum dari yang menciptakan kita, sebab jika aturan diserahkan kepada hawa nafsu manusia, sedangkan manusia itu punya kepentingan, maka aturan apa pun tidak akan bias berlaku adil, kecuali berpihak kepada yang memiliki kekuatan. Untuk itu harus diterapkan hukum rajam bagi pelaku zina muhshan (mereka yang sudah menikah) atau cambuk 100 kali dan diasingkan selama satu tahun bagi pezina ghairu muhshan (jejaka atau gadis).
Wahab Perzinahan hanya bisa diatasi dengan ditegakkannya syariat Islam; Rajam bagi pezina muhsan dan dicambuk 100 kali serta diasingkan bagi pezina ghairu muhsan.
Selain itu harus ada klausul khusus tentang perlindungan anak dari kekerasan   pornografi, kriminalisasi perbuatan/tindakan child pornography melalui media penyiaran elektronik dan media cetak, hak anak untuk terbebas dari acara yang vulgar, pornografis, kekerasan, takhayul dan hedonis. Pemerintah wajib memblokir akses situs porno, melarang acara-acara yang menjurus pornoaksi seperti valentine’s day, memberangus majalah Playboy dan sejenisnya dari pasaran.
Bila seorang laki-laki tertarik kepada seorang wanita, maka hendaklah ia mendatangi istrinya karena apa yang ia inginkan itu ada pada istrinya.
Kemudian para tokoh masyarakat memberikan contoh etika pergaulan, yakni: jangan bersepi-sepian dengan lain mahram kecuali ditemani oleh mahramnya, seorang  laki-laki jangan bepergian dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, seorang laki-laki jangan bersentuhan badan dengan tubuh wanita yang tidak halal baginya, meskipun berjabat tangan dengannya dengan niat baik, seorang laki-laki jangan tidur satu kain dengan sesama lelaki, atau wanita dengan sesama wanita, jangan memandang wanita dengan pandangan yang diharamkan yaitu setelah pandangan yang pertama. Jika terjadi pandang memandang di antara keduanya, maka hendaklah ia memalingkan pandangan ke arah yang lain. Bila seorang laki-laki tertarik kepada seorang wanita, maka hendaklah ia mendatangi istrinya karena apa yang ia inginkan itu ada pada istrinya. Janganlah seorang laki-laki masuk rumah wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya atau mahramnya. Setiap pribadi muslim hendaklah menjaga pandangan matanya, terhadap apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. The last but not least, mempermudah poligami. (PurWD/voa-islam.com)

Tanda Dekatnya Kiamat: Zina Dianggap Halal

Oleh: Badrul Tamam
Pengakuan Erdian Aji Prihartanto alias Anji, vokalis grup Musik Drive sebagai ayah biologis anak Sheila Marcia Joseph sempat meramaikan hiburan infotainmen Indonesia beberapa hari lalu. Banyak yang menyanjung dan menilai positif pengakuannya tersebut. Bahkan, tidak sedikit yang menganggapnya sebagai pahlawan. Walaupun pengakuan tersebut berarti pengakuan bahwa Anji telah berzina dengan ibu Leticia Carlotte Josep.
Ya, begitulah cara pandang masyarakat Indonesia yang tidak lagi menempatkan nilai agama dan norma pada urutan pertama. Padahal perzinahan, dalam Islam, sebuah perbuatan yang haram dan hina. Bahkan, seburuk-buruk orang Islam pun pasti tahu haramnya zina.
Inilah zaman yang sekarang kita hidup. Zaman yang kejahatan zina tersebar di mana-mana dan terlihat sebagai sesuatu yang biasa, sampai-sampai perbuatan ini masuk ke rumah kaum muslimin. Sehingga mudah kita dapatkan seseorang malah bangga ketika anaknya masuk ke rumah dengan menggandeng pacarnya. Kita berlindung kepada Allah dari musibah ini.
Sering juga kita dengar seorang gadis yang hamil di luar nikah. Kita akan melihat ayah dan ibunya sangat bingung dan malu. Namun, ketika ada seseorang yang siap menikahinya maka hilanglah kesedihan dan rasa malu. Bahkan tidak sedikit yang memeriahkan pesta pernikahan anaknya yang sudah mulai terlihat besar perutnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebingungan dan rasa malu mereka bukan karena anak gadisnya melakukan zina, tapi karena anaknya hamil dan belum ada yang siap menjadi ayahnya.Na'udzu billah min dzalik!
Tersebarnya zina terdukung oleh faktor pemicunya yang tersebar bebas di masyarakat seperti majalah dan film parno, televisi dengan tayangan yang vulgar, sinetron umbar aurat, film layar lebar yang sering dengan bumbu aksi-aksi mesum, dan pertunjukan pornoaksi dalam bungkus hiburan musik, dan media-media lainnya.
Tersebarnya zina dengan seperangkat sarana-sarana pendukungnya merupakan isyarat bahwa hancurnya dunia ini memang semakin dekat, tinggal menunggu waktu. Berikut ini beberapa keterangan hadits yang membenarkan kesimpulan di atas:
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan pada Qatadah, “Sungguh aku akan memberitahukan pada kalian suatu hadits yang tidak pernah kalian dengar dari orang-orang sesudahku. Kemudian Anas mengatakan,
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna "merebaknya perzinahan" adalah zina tersebar dan dianggap biasa sehingga orang-orang yang berzina tidak lagi sembunyi-sembunyi karena banyaknya orang yang melakukan zina. (Disarikan dari Fathul Baari)
Makna "merebaknya perzinahan" : zina tersebar dan dianggap biasa sehingga orang-orang yang berzina tidak lagi sembunyi-sembunyi karena banyaknya orang yang melakukan zina.
Sesungguhnya sunnah Allah berlaku pada makhluk-Nya, di mana jika perzinaan merajalela, maka Allah murka kepada mereka. Jika kemurkaan Allah terus berlangsung, maka Dia akan menurunkan adzab-Nya ke bumi. Abdullah bin Mas’ud, berkata, "Tidaklah muncul perzinaan di sebuah negeri, kecuali Allah mengumumkan kehancurannya."
Dalam hadist Aisyah radliyallah 'anha, ketika Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah pada shalat gerhana matahari beliau bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
"Wahai umat Muhammad, tidak ada yang lebih tersinggung (ghirah) melebihi Allah ketika seorang hamba laki-laki dan perempuan berzina. Hai umat Muhammad seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Kemudian, Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berkata, “Ya Allah, apakah hal ini sudah aku sampaikan?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada rahasia yang penting dibalik penyebutan dosa besar zina pada saat shalat kusuf. Yaitu maraknya perzinaan adalah tanda-tanda akan hancurnya dunia dan semakin dekatnya hari kiamat, dan gerhana adalah satu satu bentuk tanda kiamat.
Imam al Qurthubi dalam kitabnya al-Mufhim Limaa Asykala min Talkhiishi Muslim, dalam mengomentari hadits Anas di atas, mengatakan:
"Dalam hadits ini terdapat tanda kenabian, yaitu beliaushallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan beberapa perkara yang akan terjadi, lalu secara khusus telah terjadi pada zaman sekarang ini." (Fathul Baari: 1/179)
Kalau hal ini telah terjadi pada zaman imam al Qurthubi, maka pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi, mengingat semakin banyaknya kebodohan terhadap dien dan semakin tersebarnya kerusakan di antara manusia.
. . . maraknya perzinaan adalah tanda-tanda akan hancurnya dunia dan semakin dekatnya hari kiamat . .
Zina Dianggap Halal
Pada akhir zaman banyak orang tidak malu-malu lagi melakukan zina. Zina tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang hina dan memalukan. Hal ini dikarenakan banyaknya tontonan zina dan banyaknya orang yang berzina. Sehingga ketika seorang laki-laki ketahuan berzina terasa tidak ada beban asal bertanggungjawab mau menikahi wanita zinanya.Wal 'iyadl Billah!
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Abu Malik al Asy'ari bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda:
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
"Sungguh ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal perzinahan, sutera, minuman keras, dan musik-musik." (HR. Bukhari)
Makna yastahilluuna (menghalalkan), menurut Ibnul 'Arabi adalah mereka meyakininya sebagai sesuatu yang halal, sehingga mereka terus-menerus melakukannya tanpa beban, seolah-olah menikmati sesuatu yang halal. (Disarikan dari ucapan Ibnul 'arabi dari Fathul Baari: 16/61 dari Maktabah Syamilah)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, dari Nabishallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan menyetubuhinya) dan di antara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata, "alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini di balik dinding ini." (HR. Abu Ya'la. Al Haitsami berkata, "perawi-perawinya shahih." Lihat Majmu' Zawaid: 7/331)
Dan pada akhri zaman, setelah lenyapnya kaum muslimin, tinggallah orang yang jelek yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Diriwayatkan dari al-Nawwasradliyallah 'anhu:
وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
"Dan ingatlah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." (HR. Muslim)
Gambaran semacam ini sudah nampak di negeri kita, sebagaimana yang dilakukan para pelacur yang menjajakan dirinya di pinggir-pinggir jalan, di beberapa tempat keramaian atau taman kota, dan juga yang terjadi di pinggir-pinggir pantai, tempat wisata. Tapi, jika dibandingkan di Barat mungkin belum lah separah di sana. Namun, tidak menutup kemungkinan yang di Barat pun akan terjadi di sini, sebagaimana fenomena akhir-akhir ini terjadi, sebagian orang sudah berani merekam perbuatan bejatnya bersama wanita zinanya. Maka mungkin saja, zina di jalan-jalan dapat terjadi.
"Dan ingatlah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti keledai. Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." (al hadits)
Dari Abdullah bin Umar radliyallah 'anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Aku (Ibnu ‘Umar) berkata, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi.”
Fenomena zina di akhri zaman, boleh jadi lebih para daripada yang terjadi pada zaman jahiliyah. Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan. Bahkan, orang yang melarang zina dianggap melanggar HAM.
Ibnu Abbas radliyallah 'anhuma berkata: "Mereka pada masa jahiliyah memandang zina yang lakukan dengan sembunyi-sembunyi tidaklah mengapa. Namun, mereka memandang buruk zina yang dilakukan dengan terang-terangan. Lalu Allah mengharamkan zina yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan." (Dinukil dari Fathul Baari)
Orang-orang jahiliyah memandang buruk perzinahan yang dilakukan secara terang-terang. Berbeda dengan pandangan umum masyarakat modern, zina dianggap sebagai sebuah kebebasan yang diagungkan.
Semoga mereka yang sudah terjerumus ke dalam kubangan haram segera kembali ke jalan yang benar. Meninggalkan segala bentuk keharaman dan mencari yang halal. Dan semoga Allah meneguhkan keimanan umat ini dari berbagai fitnah zaman yang menghawatirkan. Ya Allah, Tunjuki kami kepada kebenaran dan berilah kekuatan untuk mengikutinya. Dan palingkan kami dari kebatilan dan anugerahkan kami kekuatan untuk menjauhinya. Amin Ya Mujiibbas Sailiin!!!
(PurWD/voa-islam.com)

Maraknya Pacaran Berujung Zina, Kita Punya Tanggung Jawab Dakwah

“Seandainya saja aku bisa mengembalikan waktu dan kembali berpikir sebelum melakukan tindakan yang mengerikan itu. Aku telah terperosok dalam dosa. Lihatlah apa yang telah aku perbuat. Tidak akan ada lagi orang yang mau menerima diriku.”

Keluhan di atas sering muncul berulang kali di dalam benak para pemuda dan remaja yang terlibat dalam kenikmatan semu dari pacaran. Betapa sering mereka yang notabene adalah teman-teman kita diperingatkan bahwa hubungan terlarang itu akan mendatangkan hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, tampaknya mereka lebih mendengarkan bisikan setan yang ‘agung’ dan indah untuk kemudian melakukan hal-hal berdosa. Hanya segelintir remaja atau pemuda saja yang menyadari bahwa berpacaran dan hal-hal terlarang di dalamnya dapat menghancurkan ketenangan pikiran dan bahkan kehidupan mereka.

Banyak pemuda dan remaja hidup dalam kegelapan total. Allah SWT menjadikan hubungan pria-wanita yang terlarang adalah haram, demi kebaikan mereka. Bagaimanapun, sayangnya, jiwa kita acapkali lebih dekat dengan hasrat-hasrat dunia serta kenikmatan-kenikmatannya. Sehingga meninggalkan kita dengan visi tidak jelas dan terjebak dalam kesesatan.

Pertanyaannya, mengapa banyak remaja dan pemuda membiarkan hal itu terjadi pada diri mereka? Mengapa begitu sulitnya memahami bahwa setan bisa  mengendalikan jiwa kita melalui ‘izin’ yang kita berikan kepadanya? Seandainya mereka mau berpikir tentang konsekuensi dari kelakuan-kelakuan yang mendatangkan dosa, maka mereka bisa terselamatkan dari penderitaan dan huru-hara. Jika mereka mau sejenak berpikir, maka sejatinya mereka dapat bergerak menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Jangan pernah lupa bahwa Allah senantiasa melihat dan mengawasi. Ingat bahwa akibat dari maksiat adalah selalu menimbulkan hal-hal destruktif.

Angka kehamilan di luar nikah pada masyarakat muslim semakin hari semakin bertambah. Banyak muslim yang menyangkal dan menolak hal tersebut. Mereka menyatakan, tak mungkin hal itu dilakukan seseorang yang berlabel “muslim”. Mereka menutup mata atas fenomena maraknya kehamilan di luar nikah.
...Angka kehamilan di luar nikah semakin hari semakin bertambah. Banyak muslim yang menyangkal dan menolak hal tersebut. Mereka menutup mata atas fenomena ini...
Inilah yang menjadi inti persoalan; apa yang memicu para pemuda dan remaja muslim terjebak hasrat birahi terlarang yang membuat mereka terlibat pacaran dan hubungan kencan hanya karena ingin disebut “gaul”? Di manakah para orangtua dan anggota komunitas muslim yang seharusnya menawarkan kepada mereka solusi agar hubungan pria-wanita menjadi halal? Atau menunjukkan kepada mereka keindahan gaya hidup Islami? Ya, harus ada solusi atas beragam patologi sosial yang menghinggapi para remaja dan pemuda muslim.

Mungkin tak sedikit remaja muslim yang mengatakan, “Lho, seharusnya kan hal-hal memalukan itu bisa dihindari. Tapi kenapa justru malah terjadi?” Pertanyaan tersebut memang penting untuk dijawab, tapi yang lebih penting adalah apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikan soba-sobat kita yang tengah terlibat dalam relasi haram tersebut? Apakah dibiarkan saja? Mengisolir mereka dari komunitas masyarakat? Membiarkan mereka bergumul dengan kesedihan dan nestapa?

Parahnya, banyak orang yang cuek bebek dan tidak ingin diganggu oleh persoalan tersebut. Lalu ketika para remaja dan pemuda muslim ingin ambil bagian dalam menyadarkan rekan-rekan mereka yang terjerumus dalam kemaksiatan, justru banyak yang melarang. Ada yang menyatakan bahwa tugas memberikan kesadaran baik adalah tugas para ulama, juru dakwah, kyai, dan lain sebagainya, bukan para remaja dan anak-anak kemarin sore.

Jelas ini merupakan sebuah tragedi dan kesulitan bagi para remaja muslim yang ingin memberikan bantuan. Mereka harus menyusuri jalan panjang nan sunyi untuk ikut andil memberikan penyadaran, pertaubatan, dan penyuluhan. Padahal, para remaja dan pemuda yang ingin bertaubat dari interaksi lawan jenis terlarang sangat membutuhkan saudara dan saudari muslim mereka. Karena biasanya mereka akan lebih menerima nasihat dan arahan dari orang-orang yang dekat dengan mereka dan mengetahui sisi kejiwaan mereka. Jika mereka merasa bahwa saudara-saudari muslim mereka menjauh, maka mereka merasa dimarjinalkan dan mungkin akan melakukan dosa lebih berat lagi.

Memang, ampunan Allah tiada terbatas. Namun harus diingat bahwa kita semua bertanggungjawab untuk mengajak rekan-rekan kita menuju ampunan itu. Jangan biarkan mereka terus terjerembab dalam kemaksiatan dan jangan abaikan mereka. Tak layak rasanya jika kita membenci rekan-rekan kita yang melakukan kemaksiatan, sementara kita mengetahui bahwa salah satu nama Allah adalah Ar-Rahman dan Ar-Rahim?
...Sudah menjadi tugas kita untuk mengajak rekan-rekan kita kembali menapaki jalan Allah, mengajarkan mereka tentang makna taubat.  Tunjukkan kepada mereka jalan yang benar, yaitu jalan Islam...
Sudah menjadi tugas kita untuk mengajak rekan-rekan kita kembali menapaki jalan Allah, mengajarkan mereka tentang makna taubat, dan memberi mereka informasi tentang Islam yang kaffah (paripurna). Tunjukkan kepada mereka jalan yang sebelumnya tidak pernah ditunjukkan atau ditawarkan, yaitu jalan Islam.

Sampaikan dengan bahasa yang mudah dan cara yang persuasif. Mereka akan lebih menerima apabila yang menyampaikan adalah orang yang dekat dengan mereka dan mengetahui sisi-sisi psikologis mereka. Semoga Allah melindungi rekan-rekan kita dan para pemuda serta remaja muslim lainnya dari dosa dan bisikan setan. Semoga Allah menjadikan mereka sebagai para pemimpin umat yang akan menunjuki ke jalan lurus. Amin. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Sifat Malu, Aset Berharga Wanita Beriman

SIFAT malu merupakan aset berharga wanita mukmin yang mampu menolongnya menjaga kehormatan dirinya, martabat, dan statusnya. Para istri shalihah adalah para muslimah yang memiliki sifat malu dalam akhlak, berpakaian, tindak-tanduk, obrolan, interaksi, dan budi pekerti. Sifat malu positif yang dimiliki seorang istri shalihah membuatnya senantiasa patuh pada aturan berpakaian Islami, baik itu jilbab, cadar, ataupun burqa. Dia tidak akan pernah mau mengenakan pakaian yang transparan, ketat, sama dengan pakaian pria, dipakai untuk niatan pamer dan berlagak, lalu memakai wewangian dan menggoda.

Bagaimana bisa seorang wanita muslim mengabaikan aturan-aturan Allah yang ditetapkan baginya. Dia akan menanggung dosa apabila menyepelekan aturan-aturan tersebut. Allah SWT mengharuskannya untuk menuulurkan kain kerudung menutupi dadanya, sebagaimana ditegaskan-Nya di surat An-Nur ayat 31.

Allah juga berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59).
...Bagaimana bisa seorang wanita muslim mengabaikan aturan-aturan Allah yang ditetapkan baginya. Dia akan menanggung dosa apabila menyepelekan aturan-aturan tersebut...
Maksud dari jilbab di ayat tadi adalah sejenis baju kurung yang lapang, tidak ketat dan transparan, yang menutup kepala, muka, dan dada. Selain itu, Allah juga menyatakan:
“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Ahzab: 32-33)

Dengan demikian, bagaimana bisa seorang muslimah mengklaim dirinya sebagai wanita yang baik, sementara di waktu yang bersamaan dia mempertontonkan pesona, kecantikan, dan keindahannya kepada setiap laki-laki untuk menarik perhatian mereka? Dia seharusnya menyimpan kemolekannya hanya untuk sang suami. Rasulullah menegaskan, “Sifat malu dan perasaan takut tidak dapat dipisahkan. Jika salah satunya hilang, maka yang lainnya pun akan menghilang.”
Dari hadits tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa wanita muslimah yang mengumbar kecantikannya adalah seorang yang tidak memiliki rasa malu. Jika dia tidak memiliki rasa malu, maka dipastikan tidak memiliki karakteristik Islam yang esensial. Rasul bersabda lagi, “Setiap agama memiliki etika moral khusus, dan sifat malu merupakan etika moral yang khusus di dalam Islam.”
...wanita muslimah yang mengumbar kecantikannya adalah seorang yang tidak memiliki rasa malu. Jika dia tidak memiliki rasa malu, maka dipastikan tidak memiliki karakteristik Islam yang esensial...
Selain itu, sifat malu seorang wanita beriman mengharuskannya untuk menundukkan pandangannya. Di dalam sebuah hadits Qudsi, melalui lisan Nabi Muhammad, Allah menyatakan, “Pandangan (terlarang) merupakan salah satu anak panah beracun Iblis. Seseorang yang menghindari hal itu karena takut kepada-Ku, maka akan diberi keimanan yaitu dia merasakan rasa manis (keindahan) di hatinya.”

Memberikan tali kendali yang bebas kepada pandangan mata bisa mendatangkan berbagai kerusakan. Sebagaimana pandangan terlarang adalah perangkap yang ditebarkan setan. Oleh karena itu, Rasulullah berkata kepada Ummu Salamah dan Maimunah ketika keduanya menatap Abdullah Ummi Maktum yang buta, “Apakah engkau buta? Engkau tidak melihatnya?”
...setiap wanita muslim harus mengejawantahkan sifat malu positifnya...
Tak hanya itu, sifat malu yang dimiliki seorang wanita beriman juga direfleksikan dengan caranya berbicara, beretika, bergerak, berjalan, dan lain sebagainya. Maka setiap wanita muslim harus mengejawantahkan sifat malu positifnya. Contoh terbaik dari sifat malu yang dimiliki wanita beriman adalah dua orang wanita yang bertemu Nabi Musa di mata air Madyan.

Allah berfirman mengenai hal tersebut, “Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.” (Al-Qashash: 23).

Rasa malu telah menggiring keduanya untuk tidak menggabungkan ternak keduanya dengan ternak orang lain. Keduanya juga memberi contoh bahwa wanita tetap tinggal di rumah, kecuali jika ada urusan mendesak, seperti keduanya yang terpaksa keluar rumah untuk memberi minum ternak, karena ayahnya sudah ringkih. [ganna pryadha/voa-islam.com]

Kenapa Harus Menikah? (wajib baca bagi yang takut nikah)

Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah?, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan menikah.
1. Melengkapi agamanya
"Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim). 

2. Menjaga kehormatan diri 
"Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi). 

3. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia 
"Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang." (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).
... Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala... 
4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah
Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka." Beliau bersabda, "Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah."
Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?" Beliau menjawab, "Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?" (Mereka menjawab, "Ya, tentu." Beliau bersabda,) "Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala." (Beliau
kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya
dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, "Semua itu bisa digantikan cukup dengan shalat dua raka'at Dhuha.") (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125). 

5. Adanya saling nasehat-menasehati 
6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai 

7. Pahala memberi contoh yang baik 
"Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun." (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.)
Bagaimana menurut Anda bila ada seorang kepala keluarga yang memberi contoh perbuatan yang baik bagi keluarganya dan ditiru oleh istri dan anak-anaknya? Demikian juga sebaliknya bila seorang kepala keluarga memberi contoh yang jelek bagi keluarganya?

8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: "Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu." (HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).
Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: "Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah."(HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). 

Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.

Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: 'Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?" Beliau menjawab dengan bersabda, "Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka." (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249). 

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash RA., dalam hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadanya: "Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu." (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). 
Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja." (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). 

Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya."
(Saba': 39).

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: "Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: "Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya." Dan yang lain berdoa: "Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir." (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga). 

9. Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim 

Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah.
1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nur: 32)
2. Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.(HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Siapa Berani Amalkan Wasiat Gus Dur?

JAKARTA (voa-islam.com) - Pasca meninggalnya Gus Dur, para pejabat, politisi dan pengamat sibuk dengan wacana untuk memberi penghormatan duniawi yang terakhir kepada Gus Dur. Ada yang ingin menjadikan nama Gus Dur sebagai nama jalan raya di Jakarta Pusat, menobatkannya sebagai pahlawan nasional, hingga merehabilitasi namanya dari kasus Buloggate dan Bruneigate yang melengserkan dirinya dari singgasana kepresidenan pada bulan Juli 2001 silam.
Menyanggupi usulan Partai Golkar, PDIP, PKS, PPP, PKB dan para tokoh nasional, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setuju dan akan mempertimbangkan masukan sejumlah pihak untuk menganugerahi Gus Dur menjadi pahlawan nasional. Sesuai UU No 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang baru disahkan pada Mei tahun lalu, masukan nama calon pahlawan nasional harus dibahas lebih dulu. Yakni oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang hingga kini belum terbentuk.
“Tentu presiden sudah mendengar usul berbagai pihak. Presiden menghargai dan menerima pernyataan seperti itu dan menjadi masukan buat presiden. Namun, presiden akan tetap mengacu UU No 20/2009 yang telah disetujui bersama DPR,” kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Ahad (3/1).
Sedemikian pentingkah gelar pahlawan bagi alm. Gus Dur? Ternyata tidak! Sahabat karib Gus Dur, KH Mahfudz Ridwan LC, Pengasuh Ponpes Edi Mancoro, Tuntang, Kabupaten Semarang, menyatakan, jika saja Gus Dur masih hidup, ia pasti enggan mendapat gelar pahlawan. Pernyataan ini disampaikan di aula Ponpes setempat, Senin (4/1) malam. Keyakinan Mahfudz bukan tanpa alasan, tapi ia mengenal betul bahwa Gus Dur bukanlah orang yang suka dengan gelar.
Di samping itu, ada hal yang tak kalah pentingnya daripada penghormatan “lipstik” itu, yaitu melaksanakan wasiat Gus Dur semasa hidupnya, terutama pada detik-detik kematiannya.
..Pesannya dua, turunkan SBY dan gantikan dengan pemerintahan baru...
Budayawan Ridwan Saidi membeberkan wasiat terakhir Gus Dur yang disampaikan 30 tokoh politik pada tanggal 4 Desember 2009 di bekas kediaman mantan Wakil Ketua DPR RI Soetardjo Soerjogoeritno (Mbah Tardjo), Jalan Denpasar, Jakarta Selatan.
Ridwan menjelaskan, memang ada pada "pertemuan politik" antara dirinya, Gus Dur, dan Mbah Tardjo dengan sejumlah tokoh pada waktu itu. Hadir pula sejumlah jenderal dari kalangan TNI dan tokoh aktivis seperti Sri Bintang Pamungkas. Dalam pertemuan yang sekaligus digelar sebelum Mbah Tardjo pindah ke Lenteng Agung tersebut, Gus Dur menyampaikan keinginannya agar SBY diturunkan dari jabatan sebagai presiden RI.
“Pesannya dua, turunkan SBY dan gantikan dengan pemerintahan baru,” ujar Ridwan Saidi dalam diskusi di markas Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) di Jl Diponegoro 58 (eks kantor PDI), Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/1).
Hadir dalam diskusi itu antara lain pengacara Eggy Sudjana, politikus Sri Bintang Pamungkas, budayawan Ridwan Saidi, paranormal Ki Gendeng Pamungkas, dan lainnya.

Gus Dur, masih kata Ridwan, banyak mengkritik peranan asing dalam kebijakan ekonomi Indonesia. Ridwan menambahkan, kendati soal kasus Bank Century juga menjadi persoalan pokok dalam pertemuan itu namun dirinya tidak begitu tertarik.
Tuluskah penghormatan para politisi dengan rencana pemberian gelar “pahlawan” itu? Hanya Tuhan dan para politisi itu yang tahu. Jika mereka benar-benar tulus menghormati Gus Dur tanpa ada tendensi apapun, beranikah mereka melaksanakan dua wasiat Gus Dur menjelang kematiannya, yaitu menurunkan SBY dan mengganti dengan pemerintahan baru? Jika tidak, berarti mereka tidak tulus atau mereka menganggap wasiat Gus Dur tak relevan dengan kepentingan mereka![taz/rmol/surya]

Menelisik Angka Kematian Gus Dur yang Ajaib

JAKARTA (voa-islam.com) - Gus Dur dan para penggemar dan rivalnya memang sama kreatifnya. Segala sesuatu bisa diotak-atik gatuk menjadi sebuah kreasi yang menghibur, guyonan, dan kontroversi.
Inilah salah satu ekspresi dari para Gusdurian untuk memberikan penghormatan pada Gus Dur. Kemarin, Jumat (1/1) beredar SMS. yang menafsir hari wafatnya Gus Dur, yang kalau dirangkai akan menjadi ajaib. SMS itu bertuliskan begini:
Asmaul Husna ada 99. Bilangan 9 adalah angka yang sangat luar biasa rahasianya. Penuh makna. Masya Allah... Gus Dur wafat jam 18.45 tanggal 30 bulan 12 tahun 09.
Ada apa dengan jam 18.45?  Lihat Qs. Al-Kahfi (18):45, "Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu."
..Gus Dur wafat jam pada jam 18:45. Ada apa dengan jam 18:45? Lihat pula Qs Al-Kahfi (18):4-5...
Selain itu, ada juga numeriologi versi lain, begini bunyinya:
Gus Dur wafat jam pada jam 18:45. Ada apa dengan jam 18:45? Lihat pula Qs Al-Kahfi (18):4-5; "Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak.” Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu kecuali dusta."
Gus Dur wafat jam pada tanggal 30 Desember (30:12). Ada apa dengan jam 30:12? Lihat Qs Ar-Rum (30):12; “Dan pada hari terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa terdiam berputus asa.”
Menanggapi tafsiran angka-angka yang merebak pada awal tahun baru, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan mengimbau agar masyarakat mengacuhkan SMS sesat itu.
"Cuekin saja sms itu. Itu kerjaannya orang iseng saja. Buat apa menanggapi sesuatu yang iseng itu," ujar Amidan di Jakarta, Sabtu (2/1).
..Gus Dur wafat jam pada tanggal 30 Desember (30:12). Ada apa dengan jam 30:12? Lihat Qs Ar-Rum (30):12...
Ia juga mengaku tidak percaya dengan ilmu Neumorologi.

"Ah, itu kan hanya kebetulan saja. Saya tidak percaya dengan ilmu Neumorologi. Jadi jangan percayalah dengan sms itu," imbaunya.
Jadi, mana numeriologi yang benar? Wallahu a'lam. Muslim yang benar hanya percaya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Benar. Kebenarannya telah dituangkan dalam Al-Qur'an dan disabdakan oleh Rasul-Nya, Muhammad shallallahu alaihi wasallam.[taz/inlh/dbs]

Heboh!! VCD 'Gus Dur Dibaptis Pendeta' Diputar di Surabaya

SURABAYA (voa-islam.com) – Di tengah perjuangan para pengagum mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjadikannya sebagai Pahlawan Nasional, muncul dinamika dari para penentang Gus Dur. Isu agama menjadi pemicunya.

Di Jawa Timur, daerah basis massa Nahdiyin, VCD "Pembaptisan Gus Dur oleh Pendeta" diputar dalam sebuah kajian keagamaan di pusat kota Surabaya.

Namun kebenaran video itu dibantah oleh pengasuh Pesantren Mahasiswa An Nur, Wonocolo, Surabaya, KH Imam Ghozali Said. Hal itu dikemukakan menanggapi pengakuan aktivis masjid yang hampir mempercayai video itu karena ada alkitab di atas kepala Gus Dur.

Menurut Ghozali yang juga dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, acara yang disebut dengan pembaptisan itu terjadi di sebuah stadion olah raga.
"Gus Dur saat itu dipanggil seorang pendeta untuk didoakan, tapi Gus Dur tidak melihat apa yang terjadi bila ada kegiatan yang mirip pembaptisan. Kalau Gus Dur dekat dengan kalangan non-muslim memang begitu adanya, tapi Gus Dur membantah bila ada pembaptisan itu. Kalau ada kegiatan mirip pembaptisan, maka Gus Dur tidak melihatnya," katanya.
"Kalau Gus Dur dekat dengan kalangan nonmuslim memang begitu adanya, tapi Gus Dur membantah bila ada pembaptisan itu. Kalau ada kegiatan mirip pembaptisan, maka Gus Dur tidak melihatnya," imbuhnya.

Oleh karena itu, katanya, kasus pembaptisan itu tidak selayaknya dipersoalkan lagi ketika Gus Dur sudah meninggal dunia.

Bukan dibaptis, tapi pemberkatan "dalam nama Yesus" supaya matanya bisa melihat kembali

Sebenarnya, VCD Gus Dur yang disebut-sebut sebagai VCD pembaptisan itu kurang tepat, karena memang bukan acara pembaptisan. Kasus video ’Gus Dur Dibaptis’ ini beredar sejak tujuh tahun silam.

Menjelang disahkannya RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pada tanggal 12-16 Mei 2003 umat Kristiani mengadakan National Prayer Conference (NPC) dengan tema “Indonesiaku, Kesatuan Umat Menuju Transformasi Bangsa” di Istora Senayan, Jakarta. Salah satu pembicara dalam acara tersebut adalah Gus Dur, bekas presiden RI. Rekaman pidato Gus Dur dalam acara tersebut beredar luas ke masyarakat dan menghebohkan media.

Dalam VCD yang ada di redaksi voa-islam.com, seperti kebiasaan dan ciri khasnya, di tengah pertarungan aspirasi umat Islam dan Kristiani soal pro-kontra RUU Sisdiknas, Gus Dur dalam pidatonya mendukung aspirasi Kristen. Saat dukungan itu terlontar dari mulut Gus Dur, seluruh jemaat Kristiani serempak bertepuk tangan riuh memberikan aplaus dengan wajah-wajah penuh suka cita.
..Gus Dur dalam pidatonya mendukung aspirasi Kristen. Saat dukungan itu terlontar dari mulut Gus Dur, seluruh jemaat Kristiani serempak bertepuk tangan riuh memberikan aplaus dengan wajah-wajah sumringah...
Kurang jelas di mana posisi i'tiqad Gus Dur pada malam itu, karena dia memakai kata ganti (pronomina) “kita” untuk menyebut dirinya dan jemaat Kristen yang hadir. Sedangkan untuk umat Islam yang memperjuangkan RUU Sisdiknas (yang tidak hadir dalam acara), Gus Dur memakai kata ganti “mereka.” Dan Gus Dur menilai umat Islam sebagai orang yang "belum mengerti" dan berada di "jalan yang salah" sehingga harus didoakan supaya kembali ke jalan yang benar.

“Merekalah yang harus kita didik kembali. Mereka bukan musuh kita. Mereka telah melakukan apa yang telah diperbuat karena mereka tidak tahu. Karena itu, kita yang mengetahui hal ini harus mengerti benar bagaimana mendidik kembali saudara-saudara kita… Saya harapkan anda semua memanjatkan doa kepada Tuhan, agar saudara-saudara kita yang belum mengerti itu kembali ke jalan yang benar,” kata Gus Dur.

Usai memberikan pidato, moderator minta izin kepada Gus Dur untuk mendoakannya (tentunya doa kristiani dalam nama Yesus). Gus Dur menjawab dengan anggukan kepala tanda bahwa dia setuju. Lalu, dengan penuh semangat, MC mengatakan bahwa lebih dari sepuluh ribu pendeta, hamba Tuhan dan umat Kristiani akan berdoa memberkati Gus Dur sebagai “Bapak Bangsa.”
..Usai memberikan pidato, moderator minta izin kepada Gus Dur untuk mendoakannya --tentunya doa kristiani dalam nama Yesus. Gus Dur menjawab dengan anggukan kepala tanda bahwa dia setuju...
Pendeta Sudi Darma kemudian memulai memimpin doa dengan mengangkat tangannya ke atas kepala Gus Dur seolah memberikan berkat dan kekuatan kepada Gus Dur. Seluruh Jemaat pun mengiringi doa dengan berdiri sambil mengangkat tangan kanan dan mengarahkan telapak kanan ke arah Gus Dur, seolah-olah sedang memberikan suatu mukjizat kepada Gus Dur.

Pendeta Sudidarma pun memberkati Gus Dur dalam nama Yesus:

“Halleluyah. Allah Bapak yang bertahta di dalam kerajaan sorga. Pada malam ini kami bawa, Tuhan, Gus Dur ke dalam tanganmu. Kami mohon berkatmu atasnya, ya, Tuhan… Berkati Gus Dur, Tuhan, dalam segala kegiatannya hari-hari ini. Berkati kesehatannya… Tuhan, bukan lagi matahari yang menjadi penerang baginya. Tapi Engkau sendiri yang menjadi penerang abadi baginya, Tuhan… Kami minta belas kasihmu atas hamba-Mu ini. Berkat-Mu turun atasnya, Tuhan. Terima kasih Tuhan. Berkatmu atas Gus Dur. Terima kasih Bapak. Kami berdoa kepada Allah yang menjadikan langit dan bumi, Allah yang kami puji dan kami sembah di dalam nama Kristus Yesus. Halleluyah. Amen!!

Sampai di sini, dalam VCD tersebut Gus Dur tak terlihat protes, keberatan maupun tidak setuju dengan ritual Doa dalam Nama Yesus. Gus Dur nampak khidmat mengikuti ritual berikutnya.

Pemberkatan dan penyembuhan mata Gus Dur dalam nama Yesus kemudian dilanjutkan oleh Rev. Cindy Jacob, pendeta wanita asal Amerika. Cindy pun berdoa dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh seorang pendeta.

Sebelum berdoa, Cindy berceramah singkat: “Kita tahu bahwa Yesus adalah penyembuh yang terbesar yang pernah hidup di atas muka bumi ini. Jadi, sesuai dengan apa yang kita percayai dalam Alkitab, kita akan menumpangkan tangan kita kepada Gus Dur. Kita akan minta Tuhan Yesus lakukan mukjizatnya sekali lagi malam ini. Kita akan minta Tuhan melindungi hidupnya.”

Kemudian Cindy berdoa: “Bapak di dalam nama Yesus. Kami minta Engkau menyembuhkan mata Gus Dur. Kami minta mulai hari ini matanya mulai tersembuhkan. Buka matanya, Tuhan. Bapak kami berdoa di dalam nama Yesus. Mulai hari ini, Tuhan. Engkau mulai membuka matanya dan lakukan mukjizat-Mu di dalam nama Yesus. Amen.” Usai berdoa, Cindy menumpangkan tangannya ke atas pundak Gus Dur yang diiringi penutup oleh MC: “Tepuk tangan buat Bapak di surga.” Seluruh jemaat bertepuk tangan seolah menanti mukjizat penyembuhan atas kedua mata Gus Dur yang sudah buta.

Ternyata, usai acara, Gus Dur tetap tidak terbuka matanya. Bukan mukjizat penyembuhan dalam nama Yesus yang datang kepadanya, melainkan dua orang berbadan besar datang menuntun Gus Dur sambil memberikan tongkat kepadanya.
..Kita tahu bahwa Yesus adalah penyembuh yang terbesar. Jadi, sesuai dengan apa yang kita percayai dalam Alkitab, kita akan menumpangkan tangan kita kepada Gus Dur. Kita akan minta Tuhan Yesus lakukan mukjizatnya...
Bukan yang pertama dan satu-satunya

VCD rekaman Gus di gereja itu bukan yang pertama dan satu-satunya. Sebelumnya, ketika masih menjabat sebagai Presiden RI, Gus Dur tampil satu mimbar bersama Rev. Morris Cerullo, pendeta Yahudi-Amerika, dalam acara Kebaktian Kebangunan  Rohani (KKR) di Stadion Utama Senayan (28-29/6/1999).

Gus Dur tidak sendiri hadir dalam acara ini, tapi didampingi istrinya, Sinta Nuriya yang hadir dengan penampilan khas, berkerudung di atas kursi rodanya.

Dalam pidatonya, Gus Dur mengajak audiens untuk meneladani ajaran kasih sayang dan kesabaran Yesus Kristus. Usai berpidato, Gus Dur yang mengalami cacat mata dan istrinya yang mengalami cacat kelumpuhan, didoakan oleh Pendeta Morris Cerullo dan semua jemaat yang hadir. Ia berdoa dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh seorang pendeta Indonesia:

”Tuhan, berkati Presiden Gus Dur. Tuhan, berkati Ibu Negara, Ibu Nuriya. Semua yang percaya katakan Amen. Dan berikan tepuk tangan yang mulia bagi kemuliaan Tuhan. Orang-orang buta melihat, orang-orang tuli mendengar, orang-orang lumpuh berjalan.”

Usai doa kristiani yang dipimpin oleh pendeta luar negeri dan diaminkan oleh ribuan jemaat itu, Gus Dur meninggalkan acara dengan dituntun oleh sang ajudan, diikuti istrinya yang duduk di kursi roda, didorong oleh ajudan.
..Dalam acara Natal Nasional yang disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi nasional itu, Gus Dur menyatakan bahwa semua penafsiran Al-Qur’an menyatakan bahwa Sang Juru Selamat adlah Isa Almasih (Yesus Kristus)...
Enam bulan berikutnya, tepatnya tanggal 27 Desember 1999, Gus Dur kembali mengeluarkan pernyataan kontroversi. Dalam acara Natal Nasional yang disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi nasional itu, Gus Dur menyatakan bahwa semua penafsiran Al-Qur’an menyatakan bahwa Sang Juru Selamat adalah Isa Almasih (Yesus Kristus). Sayangnya, pernyataan ini tak bisa ditanggapi secara ilmiah karena Gus Dur tidak menyebutkan satu ayat pun yang dimaksudnya, dan tidak menyebut kitab tafsir mana yang dibacanya.
Sebagai seorang kiyai besar, kesediaan Gus Dur untuk mengikuti ritual kristiani untuk pemberkatan dan penyembuhan mata dalam nama Yesus, memang tidak bisa dibenarkan dalam kacamata aqidah. Demikian pula, pernyataan Gus Dur bahwa satu-satunya Sang Juru Selamat adalah Isa Almasih (Yesus Kristus), sama sekali tidak bisa dibenarkan, karena tak ada ayat yang mendukungnya.
Fakta-fakta tersebut hendaknya digarisbawahi oleh para pengagum Gus Dur. Apakah layak orang yang amalannya seperti itu dikultuskan? [taz/dari berbagai sumber]